Minggu, 18 Oktober 2009

Malaikat dan Lucifer


LUCIFER

Lucifer adalah nama yang seringkali diberikan kepada Setan dalam keyakinan Kristen karena penafsiran tertentu atas sebuah ayat dalam Kitab Yesaya. Secara lebih khusus, diyakini bahwa inilah nama Setan sebelum ia diusir dari surga.

Dalam bahasa Latin, kata "Lucifer" yang berarti "Pembawa Cahaya" (dari lux, lucis, "cahaya", dan "ferre", "membawa"), adalah sebuah nama untuk "Bintang Fajar" (planet Venus ketika muncul pada dini hari). Versi Vulgata Alkitab dalam bahasa Lain menggunakan kata ini dua kali untuk merujuk kepada Bintang Fajar: sekali dalam 2 Petrus 1:19 untuk menerjemahkan kata bahasa Yunani "Φωσφόρος" (Fosforos), yang mempunyai arti harafiah yang persis sama dengan "Pembawa Cahaya" yang dimiliki "Lucifer" dalam bahasa Lain; dan sekali dalam Yesaya 14:12 untuk menerjemahkan "הילל" (Hêlēl), yang juga berarti "Bintang Fajar". Dalam ayat yang belakangan nama "Bintang Fajar" diberikan kepada raja Babilonia yang tirani, yang dikatakan oleh nabi akan jatuh. Ayat ini belakangan diberikan kepada raja iblis, dan dengan demikian nama "Lucifer" kemudian digunakan untuk Setan, dan dipopulerkan dalam karya-karya seperti "Inferno" oleh Dante dan Paradise Lost oleh Milton, tetapi bagi para pengguna bahasa Inggris, pengaruhnya yang terbesar disebabkan karena nama ini digunakan dalam Alkitab Versi Raja James, sementara versi-versi bahasa Inggris lainnya menerjemahkannya dengan "Bintang Fajar" atau "Bintang Siang".

Sebuah nas serupa dalam Kitab Yehezkiel 28:11-19 mengenai raja Tirus juga diberikan kepada Setan, sehingga menambahkan gambaran lain kepada gambaran Setan dan kejatuhannya yang tradisional.

Malaikat di dalam ajaran Kristen

Malaikat Gabriel memberitakan kepada Maria bahwa ia akan mengandung bayi Yesus (El Greco, 1575)

Malaikat adalah makhluk surgawi yang bertugas membantu dan melayani Allah.

Michael = Panglima Perang Surga

Gabriel = Pembawa Sukacita

Rafael = Malaikat Penyembuh

Serafim & Kerubim = Peniup Sangkakala

Arti dari Michael adalah ‘Siapakah yang sama dengan Allah?’

Etimologi

Kata malaikat dalam bahasa Inggris, angel, berasal dari bahasa Latin, angelus, yang pada gilirannya meminjam dari kata Yunani γγελος, ángelos, yang berarti "utusan" (dua gamma "γγ" dalam bahasa Yunani diucapkan sebagai "ng"). Kata terdekat dalam bahasa Ibrani untuk malaikat adalah מלאך, mal'ach Templat:Strong, yang juga berarti "utusan".

Malaikat dalam Tanakh

Istilah "malaikat" dalam Alkitab, מלאך ('malakh"), mendapatkan artinya hanya ketika disebutkan bersama-sama dengan pengutusnya, yaitu Allah sendiri, seperti misalnya dalam "malaikat TUHAN," atau "malaikat Allah" (Zakharia 12:8). Sebutan lainnya yang juga digunakan adalah "anak-anak Allah", (Kejadian 6:4; Ayub 1:6).

Malaikat disebut sebagai "penjaga" (Daniel 4:13). Mereka disebut sebagai "tentara langit" (Kitab Ulangan 17:3) atau bala tentara "TUHAN" (Yosua 5:14). "Bala tentara," צבאות Zebaot dalam gelar Yahweh Zebaot, TUHAN dari bala tentara surgawi, mungkin dihubungkan dengan para malaikat. "Bala tentara" ini dihubungkan pula dengan bintang-bintang, karena bintang-bintang dianggap terkait erat dengan para malaikat. Namun, YHWH membedakan diri-Nya dari para malaikat, dan karena itu orang-orang Ibrani dilarang Musa menyembah "bala tentara surga".

Sebelum munculnya monoteisme di Israel, gagasan tentang malaikat ditemukan dalam Mal'akh Yahweh, malaikat TUHAN, atau Mal'akh Elohim, malaikat Allah. Mal'akh Yahweh adalah penampakan atau perwujudan Yahweh dalam bentuk manusia. Istilah Mal'akh Yahweh digunakan secara berganti-ganti dengan Yahweh (bandingkan Keluaran 3:2, dengan 3:4; 13:21 dengan 14:19). Mereka yang melihat Mal'akh Yahweh mengatakan bahwa mereka telah melihat Allah (Kejadian 32:30; Hakim-hakim 13:22). Mal'akh Yahweh (atau Elohim) menampakkan diri kepada Abraham, Hagar, Musa, Gideon, &c., dan memimpin bangsa Israel dalam tiang awan (Keluaran 3:2). Penyamaan Mal'akh Yahweh dengan Logos, atau Pribadi kedua dari Tritunggal, tidak ditunjukkan melalui acuan kepada kitab suci Ibrani, tetapi gagasan tentang pengidentifikasian Yang Ada dengan Allah, namun yang dalam pengertian tertentu berbeda daripada-Nya, menggambarkan kecenderungan pemikiran keagamaan Yahudi untuk membedakan pribadi-pribadi di dalam keesaan Allah. Orang Kristen berpendapat bahwa hal ini merupakan gambaran pendahuluan dari doktrin tentang Tritunggal, sementara orang Yahudi Kabalis mengatakan bahwa hal ini kemudian berkembang menjadi pemikiran teologis dan gambaran Kabbalah.

Setelah doktrin monoteisme dinyatakan secara resmi, dalam periode segera sebelum dan pada masa Pembuangan (Ulangan 6:4-5 dan Yesaya 43:10), kita menemukan banyak gambaran tentang malaikat dalam Kitab Yehezkiel. Nabi Yehezkiel, sebagai nabi di Pembuangan, mungkin dipengaruhi oleh hierarkhi makhluk adikodrati di dalam agama Babel, dan mungkin oleh angelologi Zoroastrianisme. (Namun tidak jelas bahwa doktrin Zoroastrianisme ini sudah berkembang demikian awal). Yehezkiel 9 memberikan gambaran yang terinci mengenai kerub (suatu jenis malaikat). Dalam salah satu penglihatannya Yehezkiel melihat 7 malaikat melaksanakan penghakiman Allah atas Yerusalem. Seperti dalam Kejadian, mereka digambarkan sebagai "manusia"; mal'akh, karena "malaikat", tidak muncul dalam Kitab Yehezkiel. Belakangan, dalam penglihatan Zakharia, malaikat memainkan peranan penting. Mereka disebut kadang-kadang sebagai "manusia", kadang-kadang sebagai mal'akh, dan Mal'akh Yahweh tampaknya menduduki tempat utama di antara mereka (Zakharia 1:11).

Dalam masa pasca-Alkitab, bala tentara surgawi menjadi semakin terorganisasi (barangkali bahkan sejak Zakharia [3:9, 4:10]; dan yang pasti dalam Daniel). Malaikat pun menjadi beragam, sebagian malah juga mempunyai nama.

Malaikat dalam Perjanjian Baru

Dalam Perjanjian Baru malaikat seringkali muncul sebagai pelayan Allah adn pembawa penyataan (mis. Matius 1:20 (kepada Yusuf), 4:11. (kepada Yesus), Lukas 1:26 (kepada Maria), Kisah para Rasul 12:7 (kepada Petrus)); dan Yesus berbicara tentang malaikat yang melakukan tugas-tugas seperti itu (mis. Markus 8:38, 13:27), menyiratkan di dalam salah satu ucapannya bahwa mereka tidak menikah ataupun dinikahkan (Markus 12:25).

Malaikat juga memainkan peranan penting dalam tulisan Apokaliptik. Perjanian Baru tidak terlalu berminat terhadap hierarkhi malaikat, namun doktrin itu mempunyai jejaknya. Pembedaan antara malaikat yang baik dan jahat diakui. Kita mempunyai nama-nama, Gabriel (Lukas 1:19), dan Mikail (Daniel 12:1), dan malaikat jahat Beelzebub, (Markus 3:22) dan Setan (Markus 1:13). Sementara itu kesetiaan sebagian malaikat tidak begitu jelas seperti Abadon atau Apolion (Wahyu 9:11). Peringkat juga disiratkan: penghulu malaikat (Mikail, Yudas 9), malaikat-malaikat dan pemerintah-pemerintah (Roma 8:38; Kolose 2:10), singgasana dan kerajaan (Kolose 1:16). Malaikat muncul berkelompok empat atau tujuh orang (Wahyu 7:1). Dalam Wahyu 1-3 kita bertemu dengan para "Malaiat" dari Ketujuh Gereja di Asia Kecil. Mereka mungkin adalah para malaikat pelindung, yang mendampingi gereja-gereja sama seperti para "pangeran" di dalam Daniel yang berdiri mendampingi bangsa-bangsa. Para "malaikat" ini praktis merupakan personifikasi dari gereja-gereja.

Gabriel, sang penghulu malaikat, menampakkan diri kepada Maria untuk memberitahukan kepadanya bahwa anak yang akan dilahirkannya kelak adalah Mesias. Malaikat-malaikat lain hadir untuk menyambut kelahirannya. Dalam Matius 28:2, malaikat menampakkan diri pada kubur Yesus, membuat para pengawal Romawi ketakutan, menggulingkan batu dari kubur itu, dan kemudian memberitahukan kepada para perempuan yang datang membawa mur bahwa Yesus telah bangkit. Dalam versi yang lain, Markus 16:5 mengisahkan bahwa malaikat itu tidak kelihatan hingga para perempuan itu masuk ke kubur yang telah terbuka. Malaikat itu digambarkan semata-mata sebagai "seorang muda". Dalam versi Lukas tentang kisah kebangkitan (Lukas 24:4), dua malaikat tiba-tiba menampakkan diri di dekat para perempuan yang berada di dalam kubur itu. Mereka digambarkan mengenakan pakaian yang "berkilau-kilauan". Gambaran ini paling mirip dengan versi Yohanes 20:12 yang melukiskan Maria sendirian berbicara dengan "dua orang malaikat yang berpakaian putih" di dalam kubur Yesus.

Dua malaikat menyaksikan kenaikan Yesus ke surga dan menubuatkan kedatangannya yang kedua kali. Ketika Petrus dipenjarakan, seorang malaikat membuat para pengawal tertidur, melepaskannya dari belenggunya, dan membawanya keluar dari penjara. Malaikat memainkan berbagai peranan dalam Kitab Wahyu. Di antaranya adalah berdiri di sekitar takhta Allah dan menyanyikan " "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa."

Sebuah penafsiran tentang malaikat di dalam kitab-kitab Injil mengatakan bahwa mereka semata-mata adalah manusia yang membawa pesan ilahi. Memang, istilah "angelos" seringkali digunakan bukan untuk menggambarkan makhluk yang berkuasa, melainkan semata-mata mereka yang memberitakan suatu peristiwa penting.

Serafim

Serafim (Heb. שׂרף, pl. שׂרפים Seraphim, lat. seraph[us], pl. seraphi[m]) adalah salah satu makhluk surga yang disebutkan sekali di dalam Kitab Suci Yahudi (Tanakh atau Perjanjian Lama), di dalam Yesaya. Gambaran kaum Yahudi atas makhluk ini kemudian menjadikan mereka dalam bentuk manusia, dan bentuk inilah yang kemudian mereka teruskan ke dalam tingkatan-tingkatan malaikat Kristen. Dalam hierarki malaikat Kristen, serafim mewakili tingkatan tertinggi para malaikat.

Serafim dalam Kitab Yesaya

Yesaya (6:1–3) mencatat pengelihatan sang nabi terhadap Serafim:

... aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.

Dalam pengelihatan tersebut para Serafim berseru terus menerus diantara mereka: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" (ayat 3). Ambang pintu kuil pun tergoyah akibat bunyi suara-suara mereka.

Walaupun hal ini adalah satu-satunya kejadian kata "serafim" dalam Kitab Suci Yahudi yang resmi, penggambarannya sama persis dengan Kerubim dan nantinya menjuruskan seseorang untuk menyimpulkan secara logis bahwa keduanya adalah makhluk yang sama. Sumber-sumber non-Kitab Suci bersiteguh dalam menyatakan keduanya sebagai tingkatan yang berbeda dalam tingkatan-tingkatan malaikat.

Serafim diterjemahkan sebagai "ular terbang yang berapi-api" dari Bahasa Ibrani dan adalah kata yang digunakan bagi ular-ular yang menggigit bangsa Israel di gurun. Bilangan 21:6 "Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati."

Gabriel

Dalam Alkitab disebut Gabriel, yaitu malaikat yang tugasnya menyampaikan pesan Tuhan kepada manusia. Salah satu pesan yang pernah disampaikan adalah berita kelahiran Yesus Kristus kepada Maria yang tertulis dalam Injil Lukas (Luk. 1: 19, 26).Ia menerangkan penglihatan kepada Daniel (Dan. 8:16; 9:2 1). Dan ia juga diutus kepada Zakharia. Malaikat lainnya adalah Mikhael dan Lucifer.

Mikhael

Mikhael berarti "Ia yang seperti Allah", adalah satu dari malaikat utama dalam agama-agama monotheis. Asal-usulanya bisa dilacak dalam agama Majusi yang diadopsi orang-orang Ibrani setelah pembuangan Babel. Dalam tradisi Yahudi dan Talmud, ia dianggap pemimpin dari Kerub, malaikat yang menyala di sekeliling tahta Tuhan. Dari barisan Kerub inilah Lucifer muncul. Pendapat lain menyebutkan Mikhael adalah pemimpin Bene-Elohim, satu dari sembilan tingkat malaikat.

Dalam Semua Agama.

Dalam Alkitab Mikhael adalah malaikat pelindung umat Allah (Dan. 10: 13; Yud. 9; Why. 12:7). Ia adalah malaikat pemimpin pasukan perang di surga. Dalam kitab wahyu dikatakan bahwa ia (mikhael) dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga (iblis atau satan) dan mengalahkannya. Malaikat lainnya adalah Gabriel, Uriel, Raphael dan Lucifer. Lucifer adalah yang paling mulia dan bercahaya sebelum ia mengkhianati Allah dan dijatuhkan bersama 1/3 bala tentara surga pendukungnya. Patung dan gambar Mikhael banyak menghiasi pintu dan kubah gereja-gereja Timur.

Dalam Islam Mikhael dikenal sebagai malaikat Mikail, satu dari malaikat utama Allah setelah Jibril. Menurut salah satu sumber, dalam tradisi Islam Mikail dikatakan memakai jubah berwarna hijau jamrud, memenuhi bentangan langit. Tiap helai rambutnya berisi ribuan wajah yang mengagungkan nama Allah. Menurut sumber lain dikatakan sejak neraka diciptakan Allah, Mikail tidak pernah lagi bisa tertawa.

Kepercayaan bahwa Tuhan Allah mengirimkan Roh untuk melindungi seorang insani merupakan sebuah kepercayaan yang tersebar luas pada filsafat Yunani kuna. Plato juga menuliskannya pada dialognya Phaedo. Dengan cara yang sama, kepercayaan ini muncul pada Perjanjian Lama, meski tidak secara spesifik diperikan. Henokh 100:5 berkata bahwa mereka yang bajik memiliki malaikat pelindung. Pada Kitab Kisah Para Rasul 12:15 -- "Kata mereka kepada perempuan itu: "Engkau mengigau." Akan tetapi ia tetap mengatakan, bahwa benar-benar demikian. Kata mereka: "Itu malaikatnya." -- ada sebuah rujukan tersirat mengenai kepercayaan ini. Dalam Injil Matius 18:10 Yesus bersabda bahwa anak-anak dilindungi oleh malaikat pelindung:

"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga." (Terjemahan Baru)"

Apakah malaikat pelindung menjaga setiap orang, tidak secara konsisten dipercayai atau dipegang dalam pemikiran Kristen.

Santo Ambrosius percaya bahwa orang-orang suci kehilangan malaikat pelindung mereka agar mereka bisa berjuang dan tetap bertekun dengan lebih hebat. Santo Hieronimus dan Basilius berkata bahwa dosa menjauhkan manusia dari malaikat pelindung. Konsep malaikat pelindung dan hierarki mereka dikembangkan secara luas oleh Pseudo-Dionisius dari Areopagus pada abad ke-5 dan memiliki pengaruh yang kuat pada seni dan devosi kerakyatan.

Teolog Gereja Kristen pertama yang menguraikan skema yang spesifik untuk malaikat pelindung adalah Honorius dari Autun. Ia mengatakan bahwa pada saat memasuki tubuh kepada setiap jiwa ditetapkan seorang malaikat pelindung. Thomas Aquinas setuju dengan pendapat ini dan menerangkan lebih jauh bahwa malaikat yang paling rendah peringkatnyalah yang berfungsi sebagai pelindung. Namun Duns Scotus mengatakan bahwa malaikat manapun juga dapat menerima misi tersebut.

Keyakinan tentang malaikat pelindung ini diungkapkan oleh dokter dan filsuf Inggris Sir Thomas Browne (1605-82), yang menyatakan dalam bukunya Religio Medici (Bagian 1, alinea 33):

Oleh karena itu, tentang Roh-roh saya sama sekali tidak menyangkal keberadaan mereka, bahkan saya dengan mudah mempercayainya bahwa bukan hanya seluruh negara, melainkan orang-orang secara khusus memiliki Pendampingnya, dan Malaikat Pelindung: Ini bukanlah pandangan baru dari Gereja Roma, melainkan pandangan lama sejak Pitagoras dan Plato; dalam hal ini ajaran ini tidak mengandung ajaran sesat, dan meskipun tidak secara tegas dinyatakan di dalam Kitab Suci, ajaran ini merupakan suatu pandangan yang baik dan bermanfaat di dalam perjalanan dan hidup manusia dan tindakan-tindakannya, dan dapat berfungsi sebagai sebuah Hipotesis untuk menghapuskan banyak keragu-raguan, yang pemecahannya tidak diberikan oleh filsafat biasa.

Kepercayaan akan adanya malaikat pelindung merupakan bagian tak terpisahkan dari depositum fidei agama Katolik Roma dan diteliti dalam Angelologi (studi tentang para malaikat). Untuk menghormati para malaikat, maka Pesta Malaikat Pelindung dirayakan pada tanggal 2 Oktober.

Lewiatan (Ibrani: לִוְיָתָן (Livyatan/Liwyāān) - melingkar/melilit) adalah monster yang disebut dalam Perjanjian Lama Alkitab (Mazmur 74:13-14; Ayub 41; Yesaya 27:1). Kata lewiatan menjadi sinonim dengan mahluk atau monster laut. Pada buku novel Moby-Dick, lewiatan merujuk pada paus besar, dan pada bahasa Ibrani Modern, lewiatan berarti "paus".Dan juga dalam beberapa mitologi leviathan dikenal sebagai dewa lautan dalam mitologi jepang.Atau canaanite.Menurut beberapa sumber leviathan adalah ular raksasa jahat berkepala tujuh.

Menurut kitab injil.Leviathan adalah makhluk raksasa yang hidup di lautan.Ia mempunyai kulit sangat keras yang mampu menghancurkan semua senjata.Dan juga memiliki mata yang bercahaya yang digunakan untuk melihat di lautan yang dalam dan gelap.

Dalam tradisi Kekristenan, malaikat yang jatuh adalah malaikat yang telah diusir atau dibuang dari surga. Sering, pengusiran tersebut merupakan penghakiman atas keingkaran atau pemberontakan terhadap Tuhan. Malaikat yang jatuh yang paling terkenal adalah Lucifer. Lucifer merupakan nama yang sering diberikan pada Setan dalam Kekristenan. Akar kata yang digunakan ini berasal dari intepretasi khusus, sebagai referensi untuk merujuk malaikat yang terjatuh, yang tersurat dalam Alkitab (Yesaya 14:3-20) yang membicarakan seseorang yang disebut "Bintang Timur" atau "Bintang Fajar" (dalam bahasa Latin, Lucifer) yang jatuh dari surga. Sinonim etimologikal Yunani untuk Lucifer, φωσφορος (phosphoros, "pembawa pelita")[1] [2] adalah penggunaan bintang fajar dalam 2 Petrus 1:19 dan di lain tempat dengan tidak ada hubungannya dengan Setan. Namun, Setan disebut Lucifer di banyak tulisan selain Alkitab, yang terkenal Paradise Lost Milton (7.131-134, di antaranya), karena, menurut Milton, Setan "kadang lebih terang di tengah-tengah malaikat, daripada bintang-bintang di antaranya."[3]

Shamsiel (Aramaik: שמשין אל, Yunani: Σεμιήλ), juga ditulis Samsâpêêl, Shamshel, Shashiel atau Shamshiel, adalah Pengintai ke-16 dari 20 pemimpin atas 200 malaikat yang jatuh yang disebutkan dalam Kitab Henokh. Namanya berarti "Matahari Tuhan"[1], yang disesuaikan dengan Shamsiel yang mengajari manusia syair-syair matahari selama hari-hari Yared. Shamash (dewa matahari Babilonia) mungkin saja bagian basis mitologi Shamsiel[1].

Kitab Henokh adalah judul yang diberikan kepada sejumlah karya yang dianggap ditulis oleh Henokh, kakek buyut Nuh; artinya,Nabi Henokh/Nabi Idris, Henokh anak Yared (Kejadian 5:18). Ada juga tiga orang lain dalam Alkitab yang bernama Henokh: anak Kain (Kejadian 4:17), anak Midian (Kejadian 25:4), dan anak Ruben (Kejadian 46:9; Keluaran 6:14). Dua nama yang terakhir dialihkan menjadi "Hanokh" dalam terjemahan-terjemahan modern, namun terjemahan LAI tetap menggunakan "Henokh",Sedangkan Dalam Terjemah Al-Qur'an "Idris".

Yang paling umum, ungkapan Kitab Henokh merujuk kepada 1 Henokh, yang sejauh kita ketahui bertahan utuh hanya dalam bahasa Ethiopia. Ada lagi dua kitab lain yang dinamai Henokh, yaitu 2 Henokh (yang bertahan hanya dalam bahasa Slavia Kuno, sekitar abad pertama; terj. bahasa Inggris oleh R. H. Charles (1896) [1][2]) dan 3 Henokh (yang bertahan dalam bahasa Ibrani, sekitar abad ke-5 – abad ke-6[3].) Penomoran teks-teks ini diberikan oleh para ahli untuk membedakan teks-teks ini satu sama lainnya. Artikel ini selanjutnya hanya membahas Kitab 1 Henokh saja.

Meskipun banyak pakar menganggap Kitab 1 Henokh sebagai pseudoepigraf, berbagai kelompok, termasuk Gereja Ortodoks Ethiopia dan kaum Esene, menganggap sebagian atau seluruh bagian dari 1 Henokh sebagai Kitab Suci yang diilhamkan. Teks-teks yang dikenal sekarang dari karya ini biasanya diperkirakan berasal dari masa Makabe (sekitar 160-an SM).

Kitab ini terdiri dari lima bagian yang sangat berbeda-beda:

* Kitab para Pengawal (1 Henokh 1 - 36)

* Kitab Perumpamaan (1 Henokh 37 - 71) (Juga disebut Similitudes of Henokh)

* Kitab Benda-benda Terang Sorgawi (1 Henokh 72 - 82) (Biasanya disingkat menjadi Kitab Benda-benda Terang. Juga disebut Kitab Astronomi)

* Penglihatan-penglihatan Mimpi (1 Henokh 83 - 90) (Juga disebut Kitab tentang Mimpi-mimpi)

* Surat Henokh (1 Henokh 91 - 108)

Menurut sejumlah pakar, kelima bagian ini mulanya adalah kitab-kitab yang saling berdiri sendiri dan baru belakangan diredaksi bersama-sama. Banyak dari nuansa narasi dari bagian-bagian itu dianggap berkaitan dengan masa Makabe dan karena alasan inilah maka para ahli menduga bahwa bagian ini berasal dari abad ke-2 SM atau sesudahnya. 1 Henokh 6-11, bagian dari Kitab Para Pengawas, diduga merupakan inti asli Kitab ini, lalu bagian-bagian lainnya ditambahkan kepadanya, terutama karena nama Henokh tidak disebutkan di dalamnya.

Kitab Perumpamaan tampaknya didasarkan pada Kitab Para Pengawas, namun memberikan pengembangan gagasan yang belakangan tentang penghakiman terakhir. Bukannya penghakiman terakhir terhadap para malaikat yang telah jatuh, Kitab Perumpamaan sebaliknya menyajikan penghakiman terakhir atas raja-raja di dunia. Kitab Perumpamaan mengandung sejumlah rujukan kepada seorang Anak Manusia, serta tema-tema mesianik, dan hanya ditemukan dalam edisi-edisi Kristen dari 1 Henokh, karena itu sejumlah akademisi berpandangan bahwa bagian ini berasal dari masa Kristen. Namun demikian, karena istilahnya juga sama saja dengan cara orang Yahudi mengatakan manusia, dan karena pasal-pasal terakhir dari bagian ini tampaknya mengidentifikasikan Henokh sendiri sebagai sang Anak Manusia yang dibicarakan, mungkin saja karya ini berasal dari masa yang lebih awal, dan sejumlah akademikus dalam mengajukan pendapat bahwa Kitab Perumpamaan kemungkinan berasal dari masa akhir abad pertama SM.

Kitab tentang Mimpi-mimpi mengandung penglihatan tentang sejarah Israel hingga masa pemberontakan kaum Makabe, yang menyebabkan para ahli memperkirakan bahwa kitab ini ditulis pada masa Makabe.

Jazef. T. Milik berpendapat bahwa "Kitab para Raksasa" yang ditemukan di antara Naskah Laut Mati seharusnya adalah bagian dari kumpulan kitab ini. Namun, karena kitab ini muncul setelah Kitab Watchers, tidak ada bukti yang dapat mendukung pandangannya ini.

Teks dalam bahasa Yunaninya dikenal dan dikutip oleh hampir semua Bapak Gereja.

Ada sejumlah pertikaian tentang apakah teks bahasa Yunaninya merupakan sebuah produksi asli Kristen ataukah sebuah terjemahan dari sebuah teks bahasa Aram. Argumen utama yang menyatakan bahwa teks ini ditulis oleh seorang Kristen adalah munculnya rujukan-rujukan kepada Mesias sebagai Anak Manusia. Gereja Ethiopia menganggap versi Bahasa Ethiopia sebagai yang asli, karena versi itulah yang paling lengkap, sementara teks dalam bahasa-bahasa lainnya hanya berupa potongan-potongan yang tidak lengkap. Meskipun demikian, kebanyakan ahli barat kini menyatakan bahwa bagian-bagian yang paling tua ditulis pada abad ke-3 SM oleh seorang Yahudi, mengingat bahwa beberapa teks Henokh dalam bahasa Aram ditemukan di Qumran di antara Naskah Laut Mati. Sebelum penemuan Qumran, para sarjana menolak untuk menetapkan tanggal yang lebih awal daripada rujukan lainnya yang lebih muda, tetapi setelah penemuan Qumran membuktikan bahwa mereka keliru, mereka segera merevisi penetapan tanggal mereka ke belakang dan menyatakan bahwa “itulah” waktu yang paling awal ketika teks itu ditulis.

Kitab ini dirujuk, dan dikutip, dalam Yudas, 1:14–15 (TB):

Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan."

Bandingkan ini dengan Henokh 1:9, yang diterjemahkan dari teks Ethiopia:

Dan lihatlah! Ia datang dengan puluhan ribu bala tentara-Nya yang kudus untuk memberlakukan hukuman terhadap semua, dan menghancurkan semua orang fasik dan menjatuhkan hukuman atas semua orang. Dari semua pekerjaan orang-orang yang fasik terhadap Tuhan, dan tentang semua kata-kata nista yang telah diucapkan oleh orang-orang fasik terhadap-Nya.

Sejumlah Bapak Gereja menganggap kitab ini sebagai karya yang otentik, khususnya Yustinus Martir, Irenaeus, Origenes, Clemens dari Alexandria dan Tertulianus, berdasarkan kutipannya dalam Yudas. Namun demikian, sebagian Bapak Gereja yang belakangan menyangkal kanonisitas kitab ini dan sebagian bahkan menganggap Surat Yudas tidak kanonik karena surat ini merujuk kepada sebuahkarya yang "apokrif" (Bdk. Gerome, Catal. Script. Eccles. 4.)

Setelah dikeluarkan dari Kitab Suci Ibrani Sanhedrin di Yavneh sekitar 90 M, kitab ini didiskreditkan setelah Konsili Laodikea (Kristen) pada 364; dan kemudian teks Yunaninya hilang.

Sejumlah ringkasan diberikan oleh biarawan abad ke-8 George Syncellus dalam kronografinya, yang diterbitkan dalam terjemahan Dillmann, hlm. 82-86. Pada abad ke-9 kitab ini digolongkan apokrif dari Perjanjian Baru oleh Patriarkh Nicephorus Bdk. Niceph. (ed. Dindorf), I. 787.

Penemuan kembali

Di luar Ethiopia, teks Kitab Henokh dianggap hilang hingga permulaan abad ke- 17, ketika dengan yakin dinyatakan bahwa kitab ini ditemukan dalam bentuk terjemahan Bahasa Ethiopia di sana, dan Nicolas-Claude Fabri de Peiresc yang terpelajar membeli sebuah kitab yang diklaim identik dengan apa yang dikutip oleh Surat Yudas (dan Surat Barnabas – Surat 16:5) dan oleh para Bapak Gereja: Yustinus Martir, Irenaeus, Origenes dan Clemens dari Alexandria. Hiob Ludolf, sarjana bahasa Ethiopia yang besar dari abad ke-17 dan 18, segera membuktikan bahwa kitab itu adalah sebuah pemalsuan yang dibuat oleh Abba Bahaila Michael (Ludolf, "Commentarius in Hist. Aethip." hlm. 347).

Pengelana Skotlandia yang terkenal, James Bruce, lebih beruntung nasibnya ketika pada 1773 ia kembali ke Eropa dari perjalanan selama enam tahun di Abisinia dengan tiga eksemplar versi Ge'ez (Bruce, Travels, vol 2, hlm. 422). Yang pertama dilestarikan di Perpustakaan Bodleian, yang kedua dipersembahkan kepada perpustakaan kerajaan Perancis (cikal-bakal dari Bibliothèque nationale), dan yang ketiga disimpan oleh Bruce. Salinan-salinan itu tetap tidak digunakan hingga tahun 1800-an, Silvestre de Sacy, dalam "Notices ur le lire d' Enoch" dalam Magazin Encyclopédique, an vi. tome I. hlm. 382 mencantumkan cuplikan-cuplikan dari kitab-kitab itu dengan terjemahan-terjemahan bahasa Latin (Henokh ps. 1,2,5-16,22,32). Dari sini dibuatlah terjemahan dalam bahasa Jerman oleh Rink pada 1801.

Terjemahan pertama dari manuskrip Bodleian/bahasa Ethiopia diterbitkan pada 1821 oleh Profesor Richard Laurence, yang kemudian menjadi uskup agung Cashel. Buku ini diberi judul "The Book of Enoch, the prophet: an apocryphal production, supposed to have been lost for ages; but discovered at the close of the last century in Abyssinia; now first translated from an Ethiopian MS in the Bodleian Library. Oxford, 1821." (Kitab Henokh, sang nabi: sebuah produk apokrif, yang dikira telah lenyap selama berabad-abad namun ditemukan kembali menjelang akhir abad lalu di Abisinia; kini untuk pertama kali diterjemahkan dari sebuah manuskrip Ethiopia di Perpustakaan Bodleian. Oxford,1821). Edisi keduanya diterbitkan pada 1833 dan edisi ketiga pada 1838.

Pada 1838 Laurence juga menerbitkan sebuah teks tersunting dalam bahasa Ethiopia yang berjudul "Libri Enoch Prophetae Versio Aethiopica". Teksnya yang dibagi ke dalam 105 pasal bahkan pada saat itupun dianggap tidak dapat diandalkan seperti ketika diterbitkan dalam "Penilaian yang keras terhadap Laurence oleh Dillmann, Das Buch Henoch, hlm. 57".

Profesor A. G. Hoffmann menerbitkan sebuah terjemahan pada 1833 berdasarkan karya ini yang dinamainya "Das Buch Henoch in vollständiger Uebersetxung, mit fortlaugendem Commentar, ausführlicher Einleitung und erläuternden Excursen" tetapi karena menggunakan – setidak-tidaknya sebagian dari karya Laurence yang belakangan – terdapat sejumlah kesalahan yang menonjol. Dua terjemahan lainnya muncul sekitar waktu yang bersamaan pada 1836 yang disebut "Enoch Retitutus, or an Attempt" (Rev Edward Murray) dan pada 1840 "Prophetae veteres Pseudepigraphi, partim ex Abyssinico vel Hebraico sermonibus Latine bersi" (Gfrörer). Namun demikian keduanya dianggap buruk – pada umumnya terjemahan 1836 dan dibahas dalam Hoffmann, Zweiter Excurs, hlm. 917-965.

Edisi pertama yang dapat diandalkan muncul pada 1851 dengan judul "Liber Henoch, Abahasa Ethiopiae, ad quinque codicum fidem editus, cum variis lectionibus" yang didasarkan pada teks bahasa Ethiopia yang disunting oleh A. Dillmann, dengan terjemahan yang akurat dari kitab dan catatan-catatan yang dapat diandalkan yang terbit pada 1853 berjudul "Das Buch Henoch, übersetzt und erklärt" yang dianggap sebagai edisi yang sempurna hingga 1900-an. Sebuah edisi terkenal diterbitkan pada 1912 oleh R.H. Charles yang terkenal.

Para sarjana dan akademikus Eropa menganggap versi bahasa Ethiopia sebagai hasil terjemahan dari bahasa Yunani yang pada gilirannya merupakan terjemahan dari bahasa Aram (kemungkinan bahasa Ibrani dari ps. 37-71). Hal ini dibantah keras oleh para sarjana dan rohaniwan Ethiopia, yang bersikeras bahwa karena satu-satunya teks Henokh yang lengkap sejauh ini hanya dalam bahasa Ethiopia, sementara salinan-salinan dalam bahasa Aram dan Yunani hanya ada dalam potongan-potongan terpisah dan tidak lengkap, hal ini membuktikan klaim mereka bahwa inilah bahasa asli yang ditulis oleh Henokh sendiri. Menurut pandangan Ethiopia Ortodoks, kalimat pembukaan berikut ini dari Henokh adalah kalimat pertama dan tertua yang pernahd itulis dalam bahasa manusia manapun, karena Henokh adalah orang pertama yang menulis huruf-hurufnya:

ቃለ በረከት ዘሄኖክ ዘከመ ባረከ ኅሩያነ ወጻድቃነ እለ ሀለው ይኩኑ

በዕለተ ምንዳቤ ለአሰስሎ ኲሉ እኩያን ወረሲዓን።

Qalä bäräkät zä-Henok zäkämä barräkä əruyanä wätsadqanä 'əlä häläw yəkunu

bä`əlätä məndabe lä'äsäslo kwilu 'əkuyan wäräsiʿan

"Kalimat berkat Henok, yang dengannya ia memberkati orang-orang yang terpilh dan yang benar yang akan bertahan hidup dalam hari kesusahan yang akan menyingkirkan semua orang yang jahat dan mereka yang murtad."

(Untuk melihat font Ge'ez di atas, anda memerlukan font GF Zemen True Type di folder font komputer anda)

Pada periode awal sastra Ethiopia, ada banyak kegiatan penerjemahan sastra Yunani ke dalam bahasa Ge'ez oleh para teolog Ethiopia. Karena itu, ada banyak teks di mana terjemahan Ge'ez maupun teks asli Yunaninya dikenal, namun demikian, dalam hal ini, bahasa maupun pemikiran Ge'ez Henokh sama sekali bersifat Semit, dan tidak memperlihatkan bahwa teks ini disampaikan lewat bahasa Yunani.

Sejak penemuan oleh Bruce sebuah terjemahan dalam bahasa Slavia Gereja Lama telah diidentifikasikan, potongan-potongan dalam bahasa Yunani (Hen. 89:42–49, Codex Vaticanus Cod. Gr. 1809) serta dua potongan terpisah dalam terjemahan bahasa Latin. Potongan-potongan papirus yang mengandung bagian-bagian dalam versi Yunani ditemukan oleh sebuah tim arkeologi Perancis di Akhmim dan diterbitkan lima tahun kemudian pada 1892.

Tujuh potongan dari Kitab Henokh dalam bahasa Aram juga telah diidentifikasikan di Gua 4 Qumran, di antara Naskah Laut Mati [4] dan berada di bawah pemeliharaan Dinas Purbakala Israel. Naskah-naskah ini diterjemahkan dan dibahas oleh Jazef. T. Milik dan Matthew. Black dalam Kitab inis of Enoch, Oxford: Clarendon Press, 1976. Dengan terjemahan yang lebih modern diterbitkan oleh Vermes dan Garcia-Martinez (Vermes 513-515; Garcia- Martinez 246-259). Milik menggambarkannya berwarna putih atau krim, blankened in areas, dibuat dari kulit yang licin, tebal, dan kaku. Sebagian juga rusak oleh tinta, kabur dan pudar. Temuan-temuan tersebut masing-masing adalah:

* Bagian-bagian dari Kitab Para Pengintai. - 4QEna (4QEn201), 4QEnb (4QEn203)

* Kitab Para Pengintai dan Penglihatan-penglihatan dalam Mimpi - 4QEnd (4QEn205), 4QEne (4QEn206)

* Kitab Para Pengintai, Penglihatan-penglihatan dalam Mimpi, dan Surat Henokh. - 4QEnc (4QEn204)

* Penglihatan-penglihatan dalam Mimpi - 4QEnf (4QEn207)

* Surat Henokh - 4QEng (4QEn212).

* Kitab Benda-benda Terang - 4QEnastra, 4QEnastrb, 4QEnastrc, dan 4QEnastrd

Selain temuan-temuan di atas, sejumlah versi Yunani dari 1 Henokh ditemukan di Gua 7 Qumran oleh Muro, Ernest A. Jr. Bagian- bagian itu adalah pasal 103:3-4 dalam 7Q4, 7Q12 dan Pasal 103:7-8 dalam 7Q8. Teks-teks ini ditulis di atas papirus dengan garis-garis yang dibuat di atasnya. Teks-teks ini jauh lebih kecil daripada yang ditemukan di Gua 4.

Pengaruh dari kitab ini telah ditelusuri ke puisi Hiberno-Latin Altus prosator.

Kitab Henokh menggambarkan kejatuhan Para Pengintai yang menurunkan kaum Nefilim. Para malaikat yang jatuh kemudian pergi kepada Henokh untuk menjadi perantara atas nama mereka kepada Allah. Sisa kitab ini menggambarkan kunjungan Henokh ke Surga dalam bentuk suatu penglihatan, dan wahyu-wahyunya.

Kitab ini mengandung gambaran tentang perpindahan makhluk-makhluk surgawi (dalam kaitan dengan perjalanan Henokh ke surga), dan beberapa bagian dari kitab ini telah berspekulasi bahwa ia mengandung petunjuk-petunjuk tentang pembentukan deklinometer matahari (teori mesin Uriel).

Kitab Para Pengintai

Tanggal penulisan: Diyakini pada abad ke-2 SM [menurut teks-teks yang diketahui ada]

I-V. Perumpamaan Henokh tentang Nasib Orang-orang Jahat dan yang Benar di Masa Mendatang

VI-XI. Kejatuhan para Malaikat: Demoralisasi Umat Manusia: Syafaat para Malaikat atas nama Umat Manusia. Hukuman yang dinyatakan oleh Allah terhadap para Malaikat dari Kerajaan Mesianik.

XII-XVI. Mimpi-Penglihatan Henokh: Syafaatnya untuk Azâzêl dan Malaikat yang jatuh: dan Pemberitaannya tentang Kehancuran mereka yang pertama dan terakhir.

XVII-XXXVI. Perjalanan Henokh menembus Bumi dan Syeol.

* XVII-XIX. Perjalanan Pertama.

* XX. Nama-nama dan Fungsi Ketujuh Penghulu malaikat.

* XXI. Tempat Penghukuman awal dan akhir dari malaikat yang jatuh (bintang-bintang).

* XXII. Syeol atau Dunia Bawah.

* XXIII. Api yang berkaitan dengan Benda-benda Terang di Langit.

* XXIV-XXV. Ketujuh Gunung di Barat Laut dan Pohon Kehidupan.

* XXVI. Yerusalem dan Gunung-gunung, Lembah, dan Sungai-sungai.

* XXVII. Maksud Lembah yang Terkutuk.

* XXVIII-XXXIII. Perjalanan Lebih Jauh ke Timur.

* XXXIV-XXXV. Perjalanan Henokh ke Utara.

* XXXVI. Perjalanan ke Selatan.

Pengantar ke dalam Kitab Henokh menjelaskan kepada kita siapa Henokh itu, "seorang yang benar, yang matanya dibukakan oleh Allah sehingga ia memperoleh penglihatan tentang Yang Mahakudus di surga, yang, diperlihatkan oleh anak-anak Allah kepadaku, dan dari mereka aku mendengar segala sesuatu, dan aku tahu apa yang kulihat, tetapi [hal-hal yang kulihat ini] tidak akan [terjadi] untuk keturunan ini, melainkan untuk keturunan yang masih akan datang."

Bagian ini membahas kedatangan Allah ke Bumi di Gunung Sinai bersama bala tentaranya untuk menjatuhkan penghakiman kepada umat manusia. Bagian ini juga menceritakan tentang benda-benda terang yang terbit dan tenggelam secara teratur dan dalam waktunya sendiri dan tidak pernah berubah.

"Amati dan lihatlah bagaimana (di musim dingin) semua pepohonan tampak seolah-olah telah mati dan daun-daunnya gugur, kecuali empat belas pohon, yang tidak rontok daun-daunnya melainkan mempertahankan daun-daunan yang lama dari dua hingga tiga tahun hingga dedaunan yang baru muncul."

Bagaimana segala sesuatu ditetapkan oleh Allah dan terjadi menurut waktu-Nya sendiri. Orang-orang berdosa akan musnah dan yang luhur dan yang baik akan hidup terus di dalam terang, suka cita dan damai.

"Dan semua karyanya berlanjut terus dari tahun ke tahun untuk selama-lamanya, dan semua tugas yang mereka lakukan bagi-Nya, dan tugas-tugas mereka tidak berubah, melainkan sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan dan demikianlah yang terjadi."

Bagian ini melukiskan interaksi antara malaikat yang jatuh dengan umat manusia; Sêmîazâz memaksa ke-199 malaikat yang jatuh lainya untuk memperistri manusia untuk "melahirkan anak-anak bagi kita".

Pasal 105 dianggap sebagian orang sebagai tambahan-tambahan Kristen dan banyak orang percaya bahwa Pasal 108 merupakan tambahan di kemudian hari.

Kitab Henokh dalam Islam dapat juga disebut sebagai lembaran Nabi Idris A.s seperti hal nya suhuf Ibrahim.

Nama-nama dari Malaikat yang jatuh

Beberapa dari malaikat yang jatuh yang disebutkan di dalam daftar berikut ini mempunyai nama-nama lain; seperti misalnya Rameel ('fajar Allah'), yang menjadi Azazel ('sombong terhadap Allah') yang juga disebut Gadriel ('dinding Allah') dalam Pasal 69. Sebuah contoh yang lain ialah Araqiel ('Bumi Allah') menjadi Aretstikapha ('dunia penuh dengan distorsi') dalam Pasal 69. Semua ini adalah nama-nama dari 20 pemimpin dari Para Pengintai seperti yang didaftarkan dalam terjemahan teks-teks Yunani dan Ethiopia.

Akhiran nama 'el' berarti 'Allah' (Daftar nama yang merujuk kepada El) yang dipergunakan dalam nama-nama para malaikat yang berpangkat tinggi. Para penghulu malaikat termasuk di sini seperti Uriel (Lidah Api Allah) atau Mikail "dia yang seperti Allah" atau "disamakan seperti Allah".

#

Diterjemahkan

Bahasa Aram

Yunani

Deskripsi

Mikail Knibb

1.

Samyaza/Sêmîazâz/Semjâzâ/Shemyaza

שמיחזה

Σεμιαζά

Terkenal karena Kesombongannya; 'shem' [berarti 'nama' atau 'kemasyhuran' {baik positif maupun negatif}] + 'azaz' [yang berarti 'pemberontakan' atau 'kesombongan' sebagai partikel negatif].

Knibb mendaftarkannya sebagai "nama itu (atau namaku) telah melihat" atau “ia melihat nama itu”. Yang menarik tentang penafsiran yang kedua di sini ialah cerita tentang Semjâzâ yang mengetahui nama eksplisit Allah dan membuat tawar-menawar dengan manusia Istahar untuk memberitahukan nama itu kepadanya.

2.

Arâkîba/Araqiel/Arakiel

פלא פקתן

‘Αραθάκ Κιμβρά

Bumi Allah; gabungan dari araq (Berasal dari Babel) dan 'Allah'.

Knibb mendaftarkannya sebagai gabungan dari dua nama “negeri dia yang perkasa” atau “negeri itu perkasa”

3.

Râmêêl/Azazel

רמשנאל

‘Αρρκιήλ

Sombong terhadap Allah; gabungan dari azaz [sebagai partikel negatif] dan 'Allah'.

“Malam Allah”

4.

Kôkabîêl

כוככאל

χωβαβιήλ

Bintang Allah; gabungan dari kokab dan 'Allah'

“Bintang Allah”

5.

Tâmîêl

Not known

Ταμιήλ

Kesempurnaan Allah; gabungan dari tamiym dan 'Allah'.

“Allah itu Sempurna” atau “Kesempurnaan Allah”

6.

Râmîêl

דעמאנל

‘Ραμιήλ

Guntur Allah; gabungan dari ra'am dan 'Allah'

Guntur Allah”

7.

Daniel/Dânêl

רניאל

Δανειήλ

Penghakiman Allah; gabungan dari 'Dan' dan 'Allah'.

Knibb mengatakan bahwa artinya adalah "Allah telah menghakimi" dan mendaftarkannya sebagai malaikat ketujuh yang mengajarkan tanda-tanda matahari.

8.

Chazaqiel/Êzêqêêl

זיקיאל

‘Εζεκιήλ

Awan Allah; gabungan dari chazaq dan 'Allah'

“Bintang jatuh Allah”

9.

Barâqîjâl/Baraqel

ברקאל

Βαρακιήλ

Petir Allah; gabungan dari baraq dan 'Allah'.

“Petir Allah”

10.

Asâêl

צסאל

‘Ασεάλ

Tidak diketahui tetapi diduga berarti 'ciptaan Allah' sebagai hasil dari asah dan 'Allah'.

“Allah telah menjadikan”

11.

Armârôs

תרמני

‘Αρεαρώς

Diusulkan berarti 'yang terkutuk'

“dia yang dari Hermon”

12.

Batariel/Batârêl

מטראל

Βατριήλ

Lembah Allah; gabungan dari bathar (Berasal dari Babel) dan 'Allah'.

“Hujan Allah”

13.

Ananiel/Anânêl

עננאל

‘Ανανθνά

Hujan Allah; gabungan dari anan dan 'Allah'

“awan Allah”

14.

Zaqîêl

סתראנל

‘Ρρκειήλ

Kemurnian Allah; gabungan dari zaqaq dan 'Allah'

Kemungkinan “Allah telah menyembunyikan” atau “Allah telah melindungi”

15.

Shamsiel/Samsâpêêl

שמשין אל

Σεμιήλ

Matahari Allah; kombinasi dari shamash (berasal dari Babel) dan 'Allah'

“Matahari Allah” berasal dari Shamash Dewa Matahari.

16.

Satariel/Satarêl/Sartael

שהריאל

Σαθιήλ

Sisi Allah; gabungan dari shetar (Berasal dari Babel) dan 'Allah'

Kemungkinan “Bulan Allah” atau “Fajar Allah”

17.

Turiel/Tûrêl

טויאלר

Τονριήλ

Batu karang Allah; gabungan dari tuwr dan 'Allah'

Berarti “Gunung Allah” atau “Batu Karang Allah”

18.

Yomiel/Jômjâêl

אל ימין

‘Ιωμειήλ

Hari Allah; gabungan dari yom dan 'Allah'

“Hari Allah”

19.

Sariêl

זהריןאל

‘Ατριήλ

Bulan Allah; gabungan dari sa'ar dan 'Allah'

Kemungkinan “cahaya Allah” atau “Bulan Allah” namun demikian dalam Knibb ia didaftarkan sebagai Araziel.

20.

Bezaliel/Busasejal/Basasael

ניאל (rusak)

Θωνιήλ (rusak)

bayangan Allah; gabungan dari tsel dan 'Allah'

Tidak ada daftar karena kurangnya teks-teks yang layak untuk digunakan dalam menerjemahkannya. Nama ini juga tidak dicantumkan dalam Pasal 3 dari terjemahan R. H. Charles, yang dibuat pada 1917. Knibb mengatakan pada pada 1982 ada berbagai terjemahan, semuanya dengan nama-nama dan arti yang berbeda. Nama ini diambil dari daftar yang dapat ditemukan dalam Pasal 69; ia didaftarkan sebagai yang ke-13.

Nama berikut ditemukan dalam sedikit sekali terjemahan tetapi kebanyakan teks tidak mencantumkannya:

Nama ini sesungguhnya tidak boleh dimasukkan ke dalam daftar ini karena para sarjana umumnya setuju bahwa ke-20 nama yang didaftarkan di atas atau variasi-variasi dari nama-nama tersebut adalah satu-satunya yang aslinya dicantumkan; dalam daftar dalam bagian ke-2 dari Kitab Para Pengintai.

Siapapun yang mencantumkan nama ini harus mencantumkan pranala kepada teks yang ada di bawah ini

Samyaza (Aramaik: שמיחזה, Yunani: Σεμιαζά) juga Semihazah, Shemyazaz, Sêmîazâz, Semjâzâ,Samjâzâ, Shemyaza, Shemhazai, dan Amezarak (perubahan dalam bahasa Ethiopia) adalah malaikat yang jatuh dalam tradisi Kekristenan yang ditempatkan dalam hirarki surgawi sebagai salah satu Grigori (berarti "Para Pengintai" dalam bahasa Yunani). Nama 'Shemyazaz' berarti 'pemberontakan bernama buruk', kombinasi dari 'syem' [berarti 'nama' atau 'popularitas' {baik positif atau negatif}] + 'azaz' [yang berarti 'pemberontakan' atau 'arogansi' sebagai sebuah partikel negatif]. Michael Knibb mendaftarnya sebagai “nama itu (atau namaku) telah melihat” atau “dia yang melihat nama itu”. Hal yang menarik perhatian tentang intepretasi kedua adalah adanya kisah tentang Semjâzâ yang mengetahui secara eksplisit nama Tuhan dan tawar menawar dengan seorang Istahar untuk memberitahu nama itu padanya.

Arakiel (Aramaik: פלא פקתן, Yunani: ‘Αραθάκ Κιμβρά) adalah malaikat yang jatuh yang disebutkan dalam Kitab Henokh. Beberapa sumber mendaftarnya sebagai Araqiel atau Arâkîba dan merupakan yang kedua dalam daftar keduapuluh pemimpin dari sekelompok 200 malaikat yang jatuh yang disebut Grigori atau "Para Pengintai." Namanya berarti "Bumi Tuhan," dan dalam Kitab Henokh dia mengajarkan "tanda-tanda di Bumi" (yang memberi kesan geomansi) dselama masa Yared atau Yered. Araqiel juga disebut Aretstikapha (berarti "dunia yang terkotori" [kombinasi arets + kafah]) di pasaf 69. Namanya biasanya diartikan Tanah Tuhan; kombinasi araq (berasal dari bahasa Babilonia) dan 'El' (Tuhan). Micheal Knibb mendaftarnya sebagai kombinasi dua nama "negri dia yang perkasa” atau “negri itu perkasa”.

'Azazil/Azazel (Bahasa Arab: عزازل) adalah nama asli dari Iblis, ia adalah nenek moyang para Jin. Menurut legenda bahwa sebelum diciptakannya Adam, Azazil pernah menjadi Imam para Malaikat. Azazil dikenal juga sebagai Sayidul Malaikat (penghulu para malaikat)[1] dan Khazinul Jannah (bendaharawan surga).

Kôkhabîêl (Aramaik: כוכבאל, Yunani: χωβαβιήλ) yang dianggap sebagai 'malaikat bintang,' [1] merupakan Para Pengintai ke-4 dari 20 pemimpin 200 malaikat yang jatuh yang disebutkan dalam Kitab Henokh.[2] Namanya berarti "bintang Tuhan,"[3] yang sesuai sejak dikatakan bahwa Kokabiel mengajarkan astrologi kepada kerabatnya.[4]

Menurut Kitab Malaikat Raziel, Kokabiel adalah malaikat suci; dalam cerita Apokrif, dia termasuk yang dijatuhkan. Kokabiel dikatakan memimpin tentara roh 365.000 jiwa.[3]

Asael (Ibrani: עשהאל, Yunani: ‘Ασεάλ) (juga dikenal Asael, Asaell, dan Assael) adalah putra termuda Zeruya, putri Isai. Namanya berarti "Dibuat oleh Tuhan." Asael merupakan keponakan Raja Daud, begitu juga adik kedua Abisai, Jendral Daud, dan Yoab. Asael idisebutkan dalam II Samuel pasal 2 dan 3.

Tambahan, nama Asael (menurut pengucapan yang bervariasi) muncul dalam bahasa Aramaik sebagai Pengintai ke-10 dari 20 pemimpin atas 200 malaikat yang jatuh yang disebut dalam Kitab Henok

Ananiel, Anânêl (Aramaik: עננאל, Yunani: Ανανθνά) adalah Pengintai ke-14 dari 20 pemimpin atas 200 malaikat yang jatuh yang disebutkan dalam kitab Henokh. Namanya berarti "Hujan Tuhan" meskipun namanya sering tertukar dengan Hananiel. Michael Knibb[1] meyakini namanya berarti "awan Tuhan".

Satariel (Aramaik: שהריאל, Yunani: Σαθιήλ) adalah Pengintai ke-17 dari 20 pemimpin atas 200 malaikat yang jatuh yang disebutkan dalam Kitab Henokh. Namanya diyakini berasal di Babilonia sebuah kombinasi dari shetar dan el (Tuhan) yang artinya "Sisi Tuhan". Michael Knibb[1] meyakini namanya berarti "Bulan Tuhan" atau "Fajar Tuhan" berdasarkan salinan Ge'ez Kitab Henokh.

uriel, Tûrêl dalam penerjemahan selanjutnya (Aramaik: טויאלר, Yunani: Τονριήλ) adalah Pengintai ke-18 dari 20 atas 200 malaikat yang jatuh yang disebutkan dalam Kitab Henokh. Namanya diyakini berasal dari "tuwr-el" berarti "bukit Tuhan". Michael Knibbs[1]menerjemahkannya menjadi "Pegunungan Tuhan" atau "Bukit Tuhan" dari teks Kitab Henokh Ethiopia.

Yomiel atau Jômjâêl dalam penerjemahan selanjutnya (Aramaik: אל ימין, Yunani: ‘Ιωμειήλ) adalah Pengintai ke-19 dari 20 pemimpin atas 200 malaikat yang jatuh yang disebutkan dalam Kitab Henokh. Michael Knibb[1] menerjemahkan versi Ethiopia namanya sebagai "Hari Tuhan".

Berikut adalah daftar alfabetis nama-nama yang menganduk unsur "El" dan artinya dalam bahasa Ibrani:

Abdiel – Abdi Allah

Abiel – Allah Bapaku

Abimael – Seorang Bapa yang dikirimkan Allah

Adbeel – Murid Allah

Adiel – Saksi Allah

Adriel – Kawanan Allah

Advachiel – Kebahagiaan Allah

Ambriel – Energi Allah

Ammiel – Umat Allah

Arael – Singa Allah

Ariel, Auriel – Sinar Allah atau Visi Allah

Armisael – Gunung Penghakiman Allah

Asmodel – Kebesaran Allah

Azael – Yang Dikuatkan Allah

Azazel – Allah Menguatkan

Azrael – Pertolongan dari Allah

Barakiel, Baraquiel – Guntur Allah

Barbiel – Iluminasi dari Allah

Barchiel – Kebaikan Allah atau Sinar Allah

Bardiel – Anak Allah yang Dipermalukan

Bethel, Betlehem – Rumah Allah, Kota Allah

Betzalel – Bayangan/Jalan Allah

Boel – Allah Besertanya

Camael – Orang yang Melihat Allah

Chakel – Kebijaksanaan Allah

Chamuel – Orang yang Mencari Allah

Daniel – Dihakimi oleh Allah atau Penghakiman Allah

Elad – Allah Selamanya

Eli – variasi dari kata "El", atau "Allahku"

Eliana – Allahku Menjawab

Elias, Elia, Eliyas, Eliya – Yang Tuhannya adalah Allah, Tuhan Allah, Allah yang Perkasa, Allah Tuhan, Allahku Tuhan Allahku Yahweh, atau Allahku adalah Ya. (Eli)-(Ya)

Elisha – Keselamatan dari Allah

Elishama – Allahku Mendengar

Elishua – Allah Penyelamatku

Eliezer – Allahku Menolong

Elimelech – Allahku Raja

Elizabeth – Allahku Janji

Elkanah – Allah telah Menciptakan

Emmanuel – Allah Bersama Dengan Kita

Ezekiel, Yehezkiel – Allah Menguatkan

Ezequeel – Kekuatan dari Allah

Ezrael – Pertolongan dari Allah

Gabriel, Gavriel – Orang dari Allah, Allah Menunjukkan Kekuatannya, Pahlawan Allah atau Orang Kuat dari Allah

Gaghiel – Hewan Mengaum dari Allah

Gamaliel – Upah dari Allah

Hamaliel – Karunia dari Allah

Hanael – Kemuliaan Allah

Immanuel – Dengan Allah

Iruel – Takut akan Allah

Ishmael, Ishamael, Ismael – Didengar oleh Allah, Dinamai oleh Allah, atau Allah Mendengarkan

Israel – Bergelut dengan Allah

Joel, Yoël – Yah adalah Allah

Lee-El, Lee-el, Leeel – Untuk Allah

Leliel – Rahang Allah

Mahalalel – Allah yang Termulia, Sinar Allah yang Bercahaya, atau Kemuliaan Allah

Malahidael – Raja dari Allah

Matarael – Premonisi dari Allah

Michael – Siapa seperti Allah? sebuah pertanyaan

Muriel – Wewangian dari Allah

Nathanael, Nathaniel – Diberikan oleh Allah atau Allah telah Memberikan

Othniel – Waktu Allah

Peniel, Penuel, Phanuel – Wajah Allah

Priel – Buah Allah

Ramiel – Kilat dari Allah

Raphael, Rafael – Allah Menyembuhkan atau Sang Penyembuh dari Allah

Raziel – Rahasia Allah

Reuel – Kawan Allah

Sachiel – ?

Salatheel – Aku Telah Bertanya kepada Allah

Sahaquiel – Ingenuitas Allah

Samael – Racun Allah

Samiel – Allah yang Buta, epithet untuk Baal atau untuk Demiurge

Samuel – Nama Allah atau Didengar oleh Allah

Sariel – Bulan Allah

Satanael – Musuh Allah

Shamshel – Penakluk Sendirian dari Allah

Suriel – Perintah Allah

Tamiel – Kesempurnaan Allah

Tarfiel – Allah Memberkati

Tzaphquiel – Kontemplasi Allah

Uriel – Matahari Allah ataur Api Allah

Ussiel atau Uzziel Cahaya dari Allah

Verchiel – Bersinar dari Allah

Yael – Diselamatkan dari Allah

Za'afiel – Kemurkaan Allah

Zadkiel – Kebajikan Allah

Zagzagel – Kemuliaan Allah

Zaphkiel – Pengetahuan Allah

Zeruel – Tangan Allah

Zophiel – Keindahan Allah

Masa sebelum air bah di sini merujuk kepada waktu sebelum air bah yang disebutkan dalam Kitab Kejadian di dalam Kitab Suci orang Yahudi dan Kristen. Kaum Ciptaanis memandangnya sebagai sisi yang penting dari sejarah manusia dan alam, suatu pandangan yang luas dianut di masa lampau. Sumber utama pengetahuan kita tentang masa sebelum air bah ini adalah Kejadian pasal 5 dan 6. Selain itu, ada banyak cerita mengenai air bah dalam berbagai budaya di dunia. Seringkali "masa sebelum air bah" ini dirujuk menggunakan frasa Antediluvian.

Masa sebelum air bah

Penulis seperti William Whiston (A New Theory of the Earth 1696) dan Ciptaanis Henry M. Morris (The Genesis Flood 1961) biasanya menggambarkan masa sebelum air bah sebagai berikut:

* Orang hidup lebih lama, biasanya antara 700-950 tahun seperti yang dilaporkan dalam Silsilah Kitab Kejadian;

* Bumi berisi lebih banyak manusia daripada di tahun 1696. Whiston memperkirakan bahwa saat itu ada 500 juta manusia yang telah dilahirkan pada masa sebelum air bah, berdasarkan asumsi tentang panjangnya umur manusia dan tingkat kesuburannya;

* Tidak ada awan atau hujan. Sebaliknya, bumi diairi oleh embun yang keluar dari bumi. (Penafsiran lain adalah bumi diselimuti lapisan awan sedunia; "air" atas yang disebutkan dalam kisah Penciptaan. Hal ini biasanya disebut teori payung uap air)

Alkitab berbicara tentang masa ini sebagai zaman kekejian. Pada masa itu di bumi terdapat Giborim (raksasa) serta Nefilim. Sebagian terjemahan menganggap keduanya sama saja. Raksasa-raksasa ini adalah keturunan dari "anak-anak Allah" (bahasa Ibrani: Bney Ha-elohim') (lih. Kej. 6:2), yang kadang-kadang ditafsirkan sebagai malaikat, yang turun dari surga untuk melahirkan mereka melalui perempuan dunia yang fana. Kaum Giborim luar biasa kuat. Kitab Kejadian menyebut mereka "pahlawan-pahlawan dari masa lampau, kaum laki-laki yang terkenal;" (Enoshi Ha Shem). Masa sebelum air bah berakhir ketika Allah mengirimkan Air Bah untuk memusnahkan seluruh kehidupan kecuali Nuh, keluarganya, dan binatang-binatang yang dibawanya masuk ke dalam bahtera. Namun demikian, kaum Nefilim (arti harafiahnya 'yang jatuh', dari akar kata Ibrani n-f-l 'jatuh') muncul kembali jauh di kemudian hari dalam kisah Alkitab, dalam Bilangan 13:31-33.

Penggunaan lain

"Masa sebelum air bah" kadang-kadang digunakan sebagai lambang untuk merujuk apapun yang angat tua dan/atau ketinggalan zaman. H. P. Lovecraft khususnya gemar menggunakan istilah ini, dan banyak memakainya dalam kisah-kisah horornya.

Beberapa orang menyatakan bahwa “anak-anak Allah” dan/ maupun Nephilim orang-orang raksasa) yang tertulis dalam Kejadian 6:4 adalah mahluk-mahluk asing.

Alkitab, Firman Allah yang dinyatakan secara tertulis, mengajarkan bahwa kehidupan hanya mungkin terjadi melalui proses penciptaan. Walaupun bila terdapat galaksi-galaksi lain dengan planet-planetnya yang menyerupai bumi, kehidupan hanya mungkin terjadi di sana bila Sang Pencipta membuatnya. Bila Tuhan melakukan itu, dan bila suatu saat mahluk-mahluk tersebut mengunjungi kita, maka Dia pasti tak akan membiarkan kita tak mengetahui tentang hal ini.

Tuhan memberikan kita rincian yang jelas tentang masa depan—contoh, kedatangan Yesus kembali, dan rincian lainnya tentang akhir jaman. Dunia, di masa yang akan datang, akan tergulung seperti sebuah gulungan kertas (Yesaya 34:4, Wahyu 6:14). Bila Tuhan juga menciptakan mahluk hidup lainnya di tempat lain, maka semua itu otomatis juga akan terbinasakan. Dosa Adam menyebabkan semua ciptaan terkena kutukan, jika begitu mengapa suatu ras mahluk hidup, yang bukan dari benih Adam (yang berdosa), harus terkena kutukan, dan kemudian menjadi bagian dari pemulihan yang dibawa oleh Kristus, Adam yang terakhir? Semua ini terasa sangat aneh. [1]

Beberapa orang menyatakan bahwa nephilim, atau "anak-anak Allah," yang disebut dalam Kejadian 6:2-4, adalah mahluk-mahluk asing. Ini merupakan perluasan secara serampangan berdasarkan pendapat umum yang menyatakan bahwa “anak-anak Allah” yang mengawini “anak-anak manusia” adalah malaikat-malaikat yang tersesat, dan nephilim merupakan hasil “perkawinan” itu.

“Anak-anak Allah” secara jelas ditujukan bagi para malaikat dalam Ayub 38:7. Septuaginta (LXX) menterjemahkan “anak-anak Allah” sebagai "malaikat-malaikat Allah." Bukan berarti malaikat-malaikat jahat, atau setan itu, kemudian tinggal bersama sebagai suami isteri dengan para wanita—Yesus telah menjelaskan bahwa malaikat-malaikat tidak berurusan dengan aktifitas seksual, setidaknya bukan para malaikat di surga (Matius 22:30). Namun, malaikat-malaikat jahat di bumi dapat menggunakan raga manusia-manusia berdosa, dengan kuasa iblis, untuk mencapai maksud jahat mereka menghasilkan generasi manusia-manusia yang jahat (Kejadian 6:12).[2]

Ada beberapa usulan yang masuk akal tentang identitas “anak-anak Allah” dan Nephilim. Menariknya, istilah nephilim hanya digunakan di sini dan dalam Bilangan 13:33, yang secara nyata merujuk pada keturunan Enak, yang walaupun orang-orang raksasa, namun tetap merupakan manusia. Selanjutnya, “anak-anak Allah” tidak hanya digunakan untuk malaikat-malaikat—orang-orang Israel disebut sebagai "anak-anak Allah yang hidup" dalam Hosea 1:10 (lihat juga Mazmur 73:15; 80:17).

Lucifer and Testament Of Lucifer

LUCIFER

Lucifer adalah nama yang seringkali diberikan kepada Setan dalam keyakinan Kristen karena penafsiran tertentu atas sebuah ayat dalam Kitab Yesaya. Secara lebih khusus, diyakini bahwa inilah nama Setan sebelum ia diusir dari surga.

Dalam bahasa Latin, kata "Lucifer" yang berarti "Pembawa Cahaya" (dari lux, lucis, "cahaya", dan "ferre", "membawa"), adalah sebuah nama untuk "Bintang Fajar" (planet Venus ketika muncul pada dini hari). Versi Vulgata Alkitab dalam bahasa Lain menggunakan kata ini dua kali untuk merujuk kepada Bintang Fajar: sekali dalam 2 Petrus 1:19 untuk menerjemahkan kata bahasa Yunani "Φωσφόρος" (Fosforos), yang mempunyai arti harafiah yang persis sama dengan "Pembawa Cahaya" yang dimiliki "Lucifer" dalam bahasa Lain; dan sekali dalam Yesaya 14:12 untuk menerjemahkan "הילל" (Hêlēl), yang juga berarti "Bintang Fajar". Dalam ayat yang belakangan nama "Bintang Fajar" diberikan kepada raja Babilonia yang tirani, yang dikatakan oleh nabi akan jatuh. Ayat ini belakangan diberikan kepada raja iblis, dan dengan demikian nama "Lucifer" kemudian digunakan untuk Setan, dan dipopulerkan dalam karya-karya seperti "Inferno" oleh Dante dan Paradise Lost oleh Milton, tetapi bagi para pengguna bahasa Inggris, pengaruhnya yang terbesar disebabkan karena nama ini digunakan dalam Alkitab Versi Raja James, sementara versi-versi bahasa Inggris lainnya menerjemahkannya dengan "Bintang Fajar" atau "Bintang Siang".

1

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkanNyalah terang itu dari gelap. Dan terang itu adalah Lucifer, yang namanya berarti pembawa terang, sehingga dia juga dinamai dengan nama siang. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.Itulah kisah asal mula Lucifer yang diciptakan Allah pada hari pertama. Makhluk Allah yang diciptakan pada awal mula, diberi tempat yang istimewa untuk menjadi pendamping kegelapan. Sebab pada mulanya adalah gelap gulita dan Allah berada dalam kegelapan yang kosong. Keberadaannya membuat alam semesta ini beraksi, setelah Allah memutuskan untuk menciptakannya. Namun dia tidak selalu bersama-sama dengan Allah. Dan dia bukanlah Allah. Dan ini adalah kata-katanya.

Aku, Lucifer, putera Fajar, terang yang telah memberi nuansa baru pada kegelapan. Sebagaimana tugasku menjadi pengawas bumi. Pekerjaanku sehari-hari adalah melakukan perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi. Sebagaimana Allah telah menciptakan manusia, baik laki-laki dan perempuan pada hari keenam , maka berkuasalah aku atas mereka. Akulah pemimpin mereka, sejak mula, sampai suatu hari, Allah berfirman kepada kami, para malaikat-malaikatNya: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Aku yang termasuk dalam malaikat-malaikat Allah bertanya: "Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau". Tuhan berfirman:"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Aku, Lucifer, yang selama ini mendapat kepercayaan dari Allah, memang ada sedikit rasa kecewa. Setelah sekian lama aku selalu sungguh-sungguh bertasbih memuji Allah, namun kedudukanku akan diambil dan dialihkan kepada manusia. Allah berkehendak menggantikan tugasku di bumi dan menyerahkan kepada seorang manusia untuk menjadi khalifah di bumi. Allah berkehendak agar manusia dipimpin oleh manusia pula. Tapi biarlah, aku hanya berpegang kepada Allah bahwa Dia mengetahui segala-galanya.Kemudian Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. Dan Allah menamainya Adam.

Aku, Lucifer, hadir waktu penciptaan manusia. Masih terngiang-ngiang di telingaku ketika Allah berfirman: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Allah mengambil tanah dari bumi, dibentuknya manusia itu dan dihembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Dan dengan demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.Sebetulnya aku kagum pada karya ciptaan Allahku ini, manusia yang baik bentuknya. Bukankah Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah sendiri? Dan betapa enaknya manusia itu, Allah juga menyediakan tempat yang nyaman baginya. Allah telah membuat taman di Eden, di sebelah timur; di situlah ditempatkanNya manusia yang dibentukNya itu. Kalau seandainya aku diperlakukan seperti itu, alangkah bersyukurnya aku.Betapa Allah sungguh-sungguh mencintai manusia, makhluk ciptaan yang dibuat berdasarkan gambarNya, kadang membuat aku iri. Terus terang saja, tak pernah Allah sedemikian dekat dengan ciptaanNya yang lain. Allah kemudian menempatkan manusia itu ke dalam taman Eden agar dia mengusahakan dan memelihara taman itu.Yang aku lihat bukanlah fatamorgana dan bukanlah ilusi. Ternyata tak beralasan bahwa kami dulu menyangsikan, bahwa manusia itu akan menjadi orang yang akan membuat kerusakan dan suka menumpahkan darah. Dan memang benar, Allah maha mengetahui.Namun, dalam hati kecilku, masih terbersit satu perasaan ragu-ragu atas manusia itu. Bisakah ia menjadi seorang khalifah di bumi? Taman Eden ini bukanlah bumi yang sesungguhnya. Bumi yang sesungguhnya adalah bumi yang harus dikerjakan dengan susah payah. Mengenai bumi yang sesungguhnya ini aku tahu betul, karena aku sering menjelajahinya. Tapi semua perkara ini, aku pendam dalam hati.Suatu hari, aku bersama malaikat yang lain berkumpul di taman itu. Roh Allah hadir di taman itu. Dan manusia itu sedang dalam kesendiriannya. Allah menjumpai Adam, manusia itu, dan Dia mengajarkan kepadanya nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika memang kamu orang yang benar!" Jawab kami:"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukan kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan" Lalu Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. DibawaNyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Dan Adam memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan.Kami bisa merasakan, betapa Allah menyayangi manusia itu. Dan, Allah menciptakan penolong baginya yang sepadan dengan dia. Allah membuat manusia itu tidur nyenyak. Ketika ia tidur, Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Allah dari manusia itu, dibangunNyalah seorang perempuan, lalu dibawaNya kepada manusia itu. Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.Kalau saja aku bisa ceritakan keindahan taman Eden itu secara rinci. Sebuah tempat yang begitu indah dan damai. Penuh dengan berbagai binatang dan semuanya yang berada dalam taman ini hidup dengan rukun. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Serigala tinggal bersama domba dan macan tutul berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa makan rumput bersama-sama. Tidak ada yang berbuat jahat atau yang berlaku busuk di segenap taman itu. Dan aku, Lucifer, Putera Fajar, melihat semuanya itu dan bersama malaikat lain memuji-muji Allah.Sungguh, seandainya engkau pernah berada di taman Eden. Tentu tak akan ingin pergi kemana-mana lagi. Memang, ada yang mengganjal dalam hatiku. Aku, Lucifer, yang selama ini selalu taat dan memuliakan Allah, ada rasa iri kepada manusia itu. Bukan saja karena dia akan menggantikan tugasku sebagai khalifah di bumi, tetapi belum apa-apa, sudah diberikan kenikmatan tiada tara kepadanya. Sementara aku, yang pertama kali diciptakan olehNya, tak pernah diberi kenikmatan seperti ini.

Taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu, wahai manusia.Memang Allah pernah berfirman pula kepadaku: "Aku akan mendirikan bagi mereka suatu taman kebahagiaan, sehingga di tanah itu tidak seorangpun akan mati kelaparan dan mereka tidak lagi menanggung noda yang ditimbulkan bangsa-bangsa. Dan mereka akan mengetahui bahwa Aku, Allah mereka." Aku sungguh melihat, betapa Allah menyayangi dan memanjakan manusia itu.Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Di taman itu ada pohon-pohon aras, juga ada pohon sanobar dan pohon berangan. Waktu itu, segala pohon-pohon yang ada di taman Allah tiada yang dapat disamakan dengan pohon lain mengenai keelokannya.Ada sebuah sungai yang mengalr dan membasahi taman itu. Kami menyebutnya sebagai sungai air kehidupan. Dan sungai yang ada di taman Eden itu mengalir terus ke bumi dan menjadi empat cabang. Sungai ini sendiri jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah. Sekali meminum air kehidupan dari sungai itu, maka tidak akan haus lagi.Allah berfirman kepada manusia itu: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya."Manusia itu berkata kepada Allah: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Memang, merekalah orang-orang kudus yang ada pertama kali di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaan Allah.Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik. Lalu Allah memberi perintah ini kepada manusia itu: "Hai Adam, diamilah taman ini oleh kamu dan isterimu, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai. Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kamu dekati pohon ini dan janganlah kaumakan buahnya, yang akan menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Dan Kutegaskan kepadamu, Kularang kamu memakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."Adam mendengar perintah Allah dengan penuh sujud. Tapi setelah itu, aku mendengar pembicaraan dia dengan istrinya, Hawa, soal mati itu. Mereka bertanya-tanya sendiri, apa yang dimaksudkan mati oleh Allah. Sebab mereka selama ini tidak mengenal arti kematian. Memang, Allah waktu itu belum pernah mengemukakan tentang kematian kepada mareka, bahwa semua makhluk ciptaan Allah pasti akan mati. Tidak terkecuali aku, Lucifer, malaikat terang ciptaan Allah yang pertama. Namun mereka enggan menanyakan langsung kepada Allah.Sungguh, tak akan kekurangan apapun juga bila tinggal di taman itu. Di tempat yang damai ini orang tidak perlu lagi mengejar kekudusan, sebab tempat itu sudah kudus. Dan dengan kekudusan kita akan dapat melihat Allah.Manusia itu memuji-muji Allah: "Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dalam kematian, dan tidak membiarkan kami melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kananMu ada nikmat senantiasa."Dari kejauhan aku, Lucifer, beringsut pergi. Ah, betapa senangnya manusia itu. Allah maha mengetahui apa yang akan terjadi. Bukankah Allah tahu apa yang terbaik? Kubentangkan kedua sayapku, terbang ke angkasa dan kembali menjelajahi bumi untuk melihat-lihat keadaan di sana. Dalam hatiku aku berkata, hai manusia lihatlah, inilah bakal tanah yang akan diserahkan kepadamu. Tanah yang permai dan kudus. Dan dalam diriku ada sedikit rasa sedih, suatu saat nanti harus rela menyerahkan semua ini kepada manusia itu.

Tapi, aku percaya, Allah maha mengetahui dan maha bijaksana.

2.

Pada suatu hari datanglah para malaikat Allah menghadap Allah dan di antara mereka datanglah juga aku, Lucifer. Dan Allah duduk di takhtaNya yang nampak bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya. Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu dipersiapkan bagi dua puluh empat malaikat utama, termasuk aku.Kami semua memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala. Rambut kami semua memang putih bersinar-sinar, sehingga kami juga sering disebut dengan "dua puluh empat tua-tua". Kami inilah yang sering disebut para allah dan para pengamat (watchers). Kami berkumpul di Taman Eden, dekat sumber sungai air kehidupan, tempat di mana takhta Allah ada. Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal, di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.Dari dua puluh empat malaikat, ada tiga malaikat utama, yakni aku sendiri, Mikhael dan Gabriel. Sementara sisanya dua puluh satu malaikat berada di bawah kami bertiga, di mana masing-masing memimpin tujuh malaikat. Aku membawahi tujuh malaikat, Mikhael membawahi tujuh malaikat dan demikian pula dengan Gabriel. Jadi jumlah keseluruhannya adalah dua puluh empat malaikat. Tujuh adalah angka yang istimewa bagi Allah.

Seperti biasa, bertanyalah Allah kepadaku: "Dari mana engkau?" Lalu jawabku kepada Allah: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." Kemudian setelah itu Allah berkata kepada kami semua, para malaikat-malaikatNya, "Tidakkah engkau memperhatikan hambaKu, Adam? Tiada ciptaan lain yang sesempurna dia."

Kami semua bersorak memuji-muji Allah: "Kudus, kudus, kuduslah Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." Dan kemudian tersungkurlah kami semua di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan kami menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan kami melemparkan mahkota kami di hadapan takhta itu, sambil berkata: "Ya Tuhan Allah dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa, sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan."Bersamaan dengan itu terdengarlah suara semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"Beberapa saat kemudian, suasana menjadi hening. Kami semua bangkit berdiri kembali. Kemudian Allah memanggil Adam dan berkata kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu semua kepada Adam."

Aku, Lucifer, terkejut mendengar perintah itu. Bukankah hanya kepada Allah aku boleh bersujud? Mengapa Allah memperintahkan kami untuk sujud kepada Adam? Dalam hatiku tak bisa menerima perintah ini. Terlebih sebelumnya, aku memang memendam suatu perkara tentang Adam ini.

Malaikat Mikhael dan Gabriel langsung bersujud kepada Adam, diikuti dengan malaikat-malaikat yang dipimpin oleh mereka. Sementara aku, masih diam termangu-mangu. Rupanya, ketujuh malaikat yang berada dalam kelompokku menunggu apa yang hendak aku perbuat. Aku memandang kepada Allah, dan Allah juga memandang ke arahku. Aduh, sungguh aku tak kuat memandangNya.

Kemudian Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam di waktu Aku menyuruhmu".

Aku, Lucifer, terkejut mendapat pertanyaan itu dan untuk beberapa saat menjadi bingung. Kalau aku jawab, bahwa aku hanya mau sujud kepada Allah, bukankah Dia yang memerintahkan aku untuk bersujud kepada manusia itu. Tapi kalau aku sujud kepada manusia itu, berarti aku melanggar perintahNya bahwa hanya boleh sujud kepadaNya saja. Jawaban apa yang harus aku berikan?

Allah memandang ke arahku dan menanti jawaban yang keluar dari mulutku. Entah kenapa, waktu itu, secara tak sadar aku berkata: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk". Sebenarnya, pertama kali aku menjawab itu, bukan karena manusia itu dibuat dari tanah
sehingga aku tidak mau sujud, namun aku tidak mau sujud selain kepada Allah.

Tapi Allah berfirman lagi: "Sujudlah kepada Adam!"

Aku kemudian memberanikan diri untuk bertanya: "Mengapa aku harus bersujud kepada Adam?"

Allah menjawab: "Sebab dia lebih mulia daripada engkau."

Aku menjawab: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

Kali ini, Allah menjadi murka: "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Lucifer, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!"

Beberapa saat terjadi kegaduhan di antara para malaikat. Belum pernah sepanjang sejarah, Allah murka sedemikian hebat. Aku sedih mendapat murka Allah, namun hatiku penuh dalam kebimbangan. Bagiku, tak patut untuk sujud selain kepada Allah, meski Allah yang menyuruhku sekalipun. Allah telah murka. Aku memandang Gabriel dengan keinginan agar ia mau membantuku, setidaknya meredakan murka Allah. Namun dia diam saja. Mikhael juga sama, bahkan ia telah membuang muka dari padaku. Sementara Adam yang berdiri di tengah-tengah kami hanya diam saja, tak tahu apa yang hendak dilakukannya. Terlebih, dia memang belum tahu tentang apa-apa.

Allah kemudian berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah Ia siap menghakimi aku.

Seumur hidupku tak pernah mengalami hal demikian. Aku merasa apa yang aku lakukan benar dan aku justru merasa diperlakukan dengan tidak adil. Jangankan sujud kepada Adam, sujud kepada Mikhaelpun aku tak akan mau. Entah mengapa Mikhael dan Gabriel mau sujud kepada Adam. Aku sungguh tak mengerti. Kalau alasannya adalah karena Adam lebih mulia daripadaku, apakah dengan demikian aku harus wajib bersujud kepadanya? Bagiku, yang mulia hanyalah
Allah, penciptaku.

Allah berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah Ia menghakimi. Dipanggilnya aku bersama ketujuh malaikatku kehadapanNya, dan kemudian aku bersujud menyembahNya sambil berkata: "Siapakah yang seperti Engkau, ya Allah? Siapakah yang seperti Engkau, mulia karena kekudusanMu, menakutkan karena perbuatanMu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban."

Allah bertanya kepadaku: "Hai Lucifer, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi?".

Jawabku: "Sudah kukatakan pada Engkau, Ya Allahku. Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Bukankah ada tertulis bahwa aku harus menyembah Tuhan, Allahku,
dan hanya kepada Engkau sajalah aku berbakti."

Di sinilah letak kesalahpahaman itu, yang baru kusadari setelah lama kemudian. Aku menyatakan tidak akan sujud kepada manusia karena hanya kepada Allah saja aku bersujud, namun rupanya Allah menganggap aku sombong dengan mengatakan bahwa aku lebih mulia dari manusia yang diciptakan dari tanah liat kering itu.

Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka dengan kamu semua"

Aku benar-benar terkejut. Hukuman yang diberikan kepadaku sungguh berat untuk suatu perbuatan yang bagiku secara prinsip adalah benar. Tapi aku tahu, sekali Allah berfirman, maka itu akan berlaku selamanya. Hatiku menjadi berontak karenanya.

Aku menjawab: "Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur maupun taat.

Kemudian Allah memuliakan Adam dan kelak keturunannya, Allah berfirman: "Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan."

Aku berkata:"Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil".

Alah berfirman kepadaku: "Kuberi tangguh waktumu hingga hari kiamat dan kuberi kuasa kepadamu atas orang-orang yang tidak beriman."

Aku menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas di antara mereka. Aku benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan untukku, dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka merobah ciptaan Allah, lalu benar-benar mereka merobahnya. Aku akan justru membuat merekalah yang akan sujud kepadaku !"

Allah berfirman: "Maka yang benar adalah sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya."

Kemudian Allah berfirman kepada Adam: "Hai Adam, sesungguhnya ini, Lucifer, adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, makasekali-kali janganlah sampaikan ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka."

Allah lalu memandang kepadaku dan berfirman: "Kamu adalah allah, dan termasuk anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian. Namun seperti manusia kamu akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."

Tak ada rasa sedih lagi di hatiku, justru muncul rasa geram yang mulai membakar hatiku. Aku berkata kepada ketujuh malaikat penghulu yang bersama dengan aku: "Marilah kita menduduki tempat-tempat kediaman Allah!"

Rupanya tak ada yang tersembunyi bagi Allah, kemudian Allah berfirman: "Demikiankah engkau mengadakan pembalasan terhadap Aku, hai makhluk yang bebal dan tidak bijaksana? Bukankah Aku Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan keadilan?"

Tuhan berfirman:"Pergilah, barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan mulai hari ini engkau akan disebut dengan nama Iblis!"

Kemudian pergilah aku dari hadapan Allah, bersama ketujuh malaikat penghulu yang ada di bawah kekuasaanku. Kepergianku telah menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan turunlah kami ke bumi. Jumlah kami yang pergi adalah delapan malaikat penghulu, tujuh adalah malaikat yang berada dalam kepemimpinanku, dan jumlahnya sepertiga dari dua puluh empat malaikat utama yang mengelilingi Takhta Allah. Dan masing-masing dari tujuh malaikat penghulu itu memimpin ribuan tentara surga yang ikut pula bersama-sama dengan aku. Jumlah kami begitu banyak, dan kepergian kami ke bumi bagai kilat yang memancar dari langit.

Dalam hatiku aku berkata: "Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi !"

Kemudian aku berteriak: "Akan kubuat bumi gemetar dan kerajaan-kerajaan bergoncang serta kubuat dunia seperti padang gurun, dan kelak akan kuhancurkan kota-kotanya !"

Pada hari itu, aku, Lucifer, menyatakan permusuhan dengan penciptaku.

3.

Walau aku sudah diusir dari surga, kepadaku telah diserahkan kuasa untuk mengatur manusia. Waktuku memang ditangguhkan hingga akhir zaman. Dan tempat di mana ada manusia, aku dengan bebas boleh berada di sana. Dan di Taman Eden, ada dua manusia. Dan oleh kuasa Allah, aku mencobai mereka. Waktu itu mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.Allah mengajarkan banyak hal kepada Adam dan Allah berfirman:"Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu di taman ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini. Dan ingatlah akan pesanku ini, bahwa sesungguhnya Iblis adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampaikan ia mengeluarkan kamu berdua dari taman ini, yang menyebabkan kamu menjadi celaka."Adam mengetahui dengan benar kejadian dahulu, yaitu ketika aku menolak sujud kepadanya dan diusir dari surga ini. Oleh karena itu, lebih baik bagiku untuk tidak tampil dalam wujudku yang sesungguhnya, Lalu aku masuk dalam tubuh ular, yaitu yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Allah.Aku dalam wujud ular berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: "Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan atau pun raba buah itu, nanti kamu mati."Aku kemudian berkata kepada perempuan itu lagi: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti para allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."Perempuan itu menjawab: "Bukankah kepada Adam, suamiku, Allah telah berfirman: Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Aku tidak kehabisan akal dan kemudian membujuk mereka dengan berkata :"Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon itu dan keadaan yang tidak akan binasa. Allah kamu sebenarnya tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal".Aku kemudian bersumpah kepada keduanya dengan meyakinkan: "Sesungguhnya aku adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua, percayalah kepadaku".Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun yang ada di taman Eden.Bersamaan dengan mereka makan buah itu, aku segera pergi meninggalkan mereka dengan sangat puas. Aku berkata dalam hatiku sambil tertawa: "Telah jatuh dia. Durhakalah Adam kepada Allah dan sesatlah ia." Aku tinggalkan ular itu di sana yang tak tahu apa yang telah dilakukannya.Ketika mereka mendengar bunyi langkah Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"

Adam menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang. Sebab itu aku bersembunyi."

FirmanNya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"

Adam menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."

Kemudian berfirmanlah Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Bukankah Aku telah melarang kamu berdua makan buah dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu: Sesungguhnya Iblis itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua."

Mereka kemudian berkelit bahwa bukan iblis yang menyuruh mereka dengan berkata: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."

Lalu berfirmanlah Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kau makan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."

Ular yang tak tahu apa-apa itu mendapatkan hukuman dari Allah.

FirmanNya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."

Lalu firmanNya kepada Adam: "Karena engkau mendengar kan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."

Allah telah mengutuk bumi. Bumi yang indah permai bagaikan surga telah dikutukNya. Tak lagi ada kekudusan di muka Bumi. Dan kalau tak ada kekudusan, kita tak akan dapat melihat Allah.

Aku sendiri tak menyangka bahwa Allah akan sampai mengutuk tanah Bumi ini karena perkara itu. Sampai kinipun aku tetap berharap agar di atas Bumi ini kembali seperti di dalam surga, menjadi tempat yang kudus.

Berfirmanlah Allah dalam sidang ilahi: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."

Dan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Lalu Allah mengusir mereka dari taman Eden supaya mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Lalu keduanya digelincirkan dari tamanitu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Allah berfirman: "Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhan-nya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Kemudian Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati".

Inilah kalimat yang diberikan Allah kepada Adam: "Hai Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu lagi oleh iblis sebagaimana ia telah mengeluarkan kamu berdua dari surga. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Mereka adalah gaib bagimu. Dan mereka adalah pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. Namun camkanlah ini dalam hatimu dan beritahukan turun temurun: Sesungguhnya neraka itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka dan pengikut-pengikut iblis semuanya. Kelak, dari keturunanmu, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan dinamakan Imanuel. Dialah yang akan membuat engkau dan keturunanmu yang beriman kepadaKu, kembali ke keadaan semula, seperti di dalam Taman Eden."

Setelah kepergian Adam, Allah berdiri dalam sidang ilahi dan berfirman: "Dan sesungguhnya telah Kuperintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa akan perintah itu, dan tidak Kudapati padanya kemauan yang kuat. Dan aku memerintahkan kepada kamu semua, agar menjaga mereka dan keturunannya dari gangguan Iblis."

Seluruh penghuni surga bersorak :"Betapa dahsyatnya segala pekerjaanMu. Oleh sebab kekuatanMu yang besar, musuhMu tunduk kepadaMu. Seluruh bumi sujud menyembah kepadaMu, dan bermazmur bagiMu, memazmurkan namaMu."

Allah berfirman: "JanjiKu kepada orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Adapun orang-orang yang beriman kepadaKu dan berpegang teguh kepada perintahKu, niscaya Aku akan masukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dan limpahan karuniaKu. Dan Aku akan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus untuk sampai kepada-Ku."

Tapi aku, Lucifer, akan menjadikan mereka memandang baik perbuatan maksiat di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Itulah janjiku, sekarang sampai hari kiamat nanti. Hari ini, aku merayakan kemenangan pertamaku, bersorak-sorak memecah keheningan yang ada di bumi. Dan aku berteriak: "Inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku?
Sesungguhnya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya !"

Allah ada di dalam baitNya yang kudus, mataNya mengamat-amati, sorot mataNya menguji anak-anak manusia, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.

Aku, Lucifer, Putera Fajar yang gilang gemilang. Aku menguasai seluruh bumi ini beserta isinya. Aku mempunyai kuasa untuk menyesatkan manusia. Aku yang paling cerdik di antara segala makhluk. Aku adalah malaikat ciptaan Allah yang paling mulia. Dan aku adalah Terang. Dan sesungguhnya, pada mulanya akulah pemegang kuasa terang itu. Tanpa aku, tak ada terang itu. Hanya ada gelap gulita menyelimuti jagad raya.

Aku berkata jujur tentang hal ini. Bukankah aku juga dikenal sebagai dewa matahari? Di tempat lain ada yang mengenalku sebagai dewa api? Bukankah banyak yang menyembah bulan dan bintang? Itu semua menunjukkan hakekatku, adalah terang. Tak akan ada manusia yang menyembah sesuatu yang gelap, justru mereka menyembah segala hal yang bersinar terang. Dan itu adalah aku.

Allah telah mengganti namaku dengan Iblis, karena aku dianggap lawan bagiNya. Sebenarnya aku bukan lawan bagiNya. Adalah mudah bagiNya untuk memusnahkan aku. Hal ini yang sering membuat aku heran, mengapa aku tetap dibiarkan ada. Ataukah hukuman yang aku terima ini lebih menyiksa dari sekedar kematian? Bagiku kini, tujuanku hanya satu: membuat manusia mau sujud kepadaku. Bukankah aku dulu diminta sujud kepada manusia itu. Sekarang sebagai balasnya, merekalah yang harus sujud kepadaku.

Memang, tidak mudah untuk meminta Adam dan istrinya untuk sujud kepadaku. Adam tahu persis tentang pengadilan terhadapku, sementara Hawa, istrinya, masih sakit hati karena tertipu dulu.

Setelah Allah menghalau kedua manusia itu dari Taman Eden, Adam bersetubuh dengan isterinya, dan mengandunglah perempuan itu. Lahirlah seorang anak laki-laki, dinamainya anak itu Kain. Dialah anak laki-laki sulung Adam.

Jalan menuju ke Taman Eden sudah tertutup dan Allah menempatkan beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. Aku sendiri tidak mudah untuk bisa masuk ke sana. Sesungguhnya bila aku mencoba menembus ke sana, maka aku mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api. Tidak mudah untuk memasuki tempatNya yang kudus, kecuali dengan seizinNya.

Selanjutnya, Adam dan Hawa mempunyai seorang lagi yang dinamakan oleh mereka: Habel. Mereka berdua adalah dua laki-laki yang gagah. Habel menjadi gembala kambing domba, sementara Kain menjadi seorang petani.

Aku waktu itu melihat, Kain bekerja dengan keras. Dia mengolahnya tanah yang gersang yang telah dikutuk Allah sehingga bisa ditanami. Peluhnya menetes ke bumi ini dan dia nampak tak kenal putus asa. Sementara itu, di tempat yang lain, aku melihat Habel dengan santai duduk di bawah pohon sambil mengamat-amati kambing dombanya.

Sungguh dua bentuk kehidupan yang berbeda antara adik dengan kakaknya. Si Adik tampak bermalas-malasan, sementara kakaknya bermandikan peluh keringat yang tak jarang kakinya harus luka karena terantuk batu yang tajam. Namun usaha Kain tidaklah sia-sia. Hasil tanah olahan Kain membawa hasil yang baik. Ia melakukan panen dengan perasaan gembira. Ia mengucapkan syukur kepada Allah bahwa hasil kerjanya membuahkan hasil yang berlimpah.

Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Allah sebagai korban persembahan. Kain mengumpulkan biji-bijian hasil dari ladang pertaniannya. Dikumpulkan batu-batu yang besar dan dibuatnya sebuah mezbah.

Sementara itu, adiknya Habel melihat dengan seksama apa yang dilakukan oleh kakaknya itu dari kejauhan. Ia kemudian mendekat dan meniru apa yang diperbuat kakaknya. Ia mengambil batu dan dibuatnya juga sebuah mezbah. Habel kemudian mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Kedua kemudian bersyukur memuliakan Allah.

Aku waktu itu berada di dekat mereka. Dalam keadaan gaib, mereka tak dapat melihat aku. Di sini aku tak mengerti, apa yang menjadi kehendak Allah. Ia mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, sementara korban persembahan Kain yang dikerjakannya dengan susah payah sama sekali tak diindahkanNya. Maka pantaslah kalau hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Aku kasihan melihatnya. Sebab sesungguhnya, aku selalu merasa kasihan kepada manusia yang diperlakukan secara tak adil. Itu karena, aku sendiri merasa diperlakukan secara tak adil.

Rupanya Allah mengetahui bahwa Kain merasa kesal. Firman Allah kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."

Kain masih memendam perkara itu sampai beberapa lama. Ia tak dapat mengerti, mengapa korban persembahannya tidak diterima? Ataukah Allah memang lebih menyukai korban bakaran lemak kambing domba? Hatinya terus memberontak. Mengapa Allah tidak menerima saja kedua korban persembahan itu?

Kemudian Kain berkata: "Barangkali Allah menuntut persembahan yang lebih dari sekedar butir-butir gandum? Pastilah Allah mau menerima persembahanku yang lain, yang jauh lebih istimewa dari sekedar kambing domba?"

Apa yang dipikirkan selanjutnya, aku tak pernah tahu. Aku memang tidak diberi kemampuan untuk mengetahui apa yang ada dalam hati manusia. Namun rupanya, dalam diri Kain terjadi pergolakan hebat. Aku sendiri bertanya-tanya, korban apakah yang kiranya akan dipersembahkan Kain kepada Allah? Setidaknya, agar Allah mau lebih memperhatikan dirinya yang telah bersusah payah mengusahakan tanah ini, seperti yang diperintahkan Allah sendiri kepada Adam, ayahnya.

Suatu hari, Kain berkata kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang."

Adiknya mengikuti ajakan kakaknya. Di tengah perjalanan, Kain berkata kepada Habel: "Aku pasti membunuhmu!"

Habel terkejut dan bertanya kepada kakaknya: "Apa alasannya engkau hendak membunuh aku?"

Kain menjawab: "Aku hendak mempersembahkan engkau kepada Allah. Bila korban bakaran domba kambing diterima Allah, maka pastilah korban manusia akan lebih disukaiNya."

Habel menjawab: "Sesungguhnya Allah hanya menerima korban dari orang-orang yang bertaqwa".

Kemudian sambil berjalan, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu matilah Habel. Kain lalu membangun sebuah mezbah dan menaruh mayat adiknya yang berlumuran darah ke atas mezbah itu dan kemudian ia memuliakan Allah. Kain berteriak: "Allah, dengarkan Aku. Terimalah persembahanku ini." Tapi Allah tidak mendengar teriakan Kain itu, Hati Kain main kesal dan ia kemudian mulai merasa bersalah karena telah membunuh adiknya itu. Kain kemudian menjadi takut dan pulang dengan perasaan hampa. Perasaan bersalahnya begitu menghantui, terlebih dia telah membunuh adiknya dengan sia-sia. Rupanya Allah tak berkenan dengan apa yang dilakukannya.

Dalam perjalanan pulang, Allah mendatangi Kain dan berfirman: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"

FirmanNya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepadaKu dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi."

Kain berkata kepada Allah: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung. Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapanMu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barang siapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku."

Firman Allah kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barang siapa yang membunuhmu akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian Allah menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barang siapapun yang bertemu dengan dia.

Lalu Kain pergi dari hadapan Allah dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.

Sungguh, dalam peristiwa itu, aku sama sekali tidak turut campur. Bukan akulah yang menyuruh Kain membunuh adiknya. Namun, apa yang dilakukan Kain, menimbulkan gagasan bagiku. Aku akan membuat manusia sujud kepadaku dan aku akan meminta korban persembahan manusia. Aku akan membuat banyak keajaiban sehingga mereka patuh dan tergantung kepadaku. Aku akan membuat mereka menyembahku sebagai dewa-dewa pujaan mereka dan untuk bantuan yang kuberikan kepada mereka, aku akan menuntut korban darah dari darah manusia. Walau korban itu sendiri, sama sekali tak ada gunanya untukku.

Dalam pengembaraan, Kain merasa putus asa. Aku kemudian menghampirinya dan menolongnya. Aku beritahukan kepada dirinya bahwa aku menyukai korban yang dilakukan olehnya. Dan untuk itu, aku berjanji kepadanya akan menjadi pelindungnya. Di Tanah Nod, Kain mengawini seorang perempuan di sana. Setelah bersetubuh dengan isterinya, maka mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh. Kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh, menurut nama anaknya.

Aku, Lucifer, yang berkuasa atas bumi dan segala isinya. Segala kerajaan di muka bumi ini adalah milikku. Kepada bangsa-bangsa aku memperkenalkan diri dengan berbeda-beda. Aku adalah sang Terang, tampil sebagai dewa matahari, dewa api, dewa bulan dan lain-lain. Kepada manusia aku membuat berbagai keajaiban. Dan sejak itulah korban darah manusia dilakukan sebagai tanda terima kasih mereka kepadaku. Manusia itu, telah jatuh sujud kepadaku. Dan aku berteriak kepada Allah: "Terangkanlah kepadaku inikah manusia yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya semua !"

4.

Inilah ketujuh malaikat utama yang ikut bersama dengan aku. Adapun nama-nama mereka adalah sebagai berikut. Seorang bernama Semjaza atau Syawmiya. Dia yang paling indah di antara ketujuh malaikatku. Kepadanya kuberi tugas untuk menjaga dan mengamat-amati manusia. Dia sering menemui manusia dan menjelma sebagai manusia yang memiliki paras yang indah. Dia bisa menjelma sebagai laki-laki maupun sebagai perempuan, tergantung dari apa yang dikehendakinya.

Seorang lagi bernama Abadon, dialah malaikat yang kuberi tugas untuk menjaga jurang maut. Dia bertugas menjaga agar roh orang yang mati dalam kekuasaanku tidak akan bisa keluar lagi dari jurang maut. Namanya berarti perusak dan dia berkuasa untuk membinasakan.

Seorang lagi bernama Beelzebul, dialah yang dikenal sebagai dewa badai dan angin. Beelzebul mengendarai seekor naga besar yang berwarna merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Kepadanya kuberi juga kuasa untuk mengatur laut dan segala makhluk yang ada di dalamnya. Dialah yang menjaga keselamatan para pelaut yang memberi sujud kepadanya. Namun dia akan mengganggu bagi orang yang melewati laut tanpa seizinnya. Tempat kediamannya ada di dasar laut yang dalam, dan di masa-masa tertentu dia dengan naganya keluar dari laut.

Seorang lagi bernama Azazel, yang berarti penuh dengan kekuatan. Dialah yang terkuat di antara ketujuh malaikatku. Kepadanya kuberi tugas untuk menjaga bumi ini. Bila ada malaikat Allah yang hendak datang ke bumi ini, mereka harus berhadapan terlebih dahulu dengan Azazel. Itulah sebabnya, sering malaikat Allah tak dapat menjumpai manusia serta mengabulkan permohonan mereka. Bila itu terjadi, berarti Azazel telah berhasil mengalahkan dan mengusir mereka.

Seorang lagi bernama Asyera. Dia kuberi tugas untuk menyuburkan tanah di bumi yang telah menjadi gersang akibat kutukan Allah ini. Dia sendiri lebih suka memperkenalkan diri sebagai sosok perempuan kepada manusia. Itulah sebabnya, dia dikenal sebagai dewi kesuburan.

Seorang lagi bernama Asytoret atau dikenal juga dengan nama Asthar-tu. Dialah yang bertugas membantu manusia bila mengalami kesusahan. Dialah yang sering memberikan kesembuhan secara ajaib. Dia juga merupakan sumber keajaiban bagi manusia di zaman dahulu. Dia merupakan salah satu di antara malaikat-malaikatku yang terkenal sepanjang masa.

Dan yang terakhir, bernama Terafim. Dialah yang membantu para ahli sihir dan tukang tenung. Dia membantu mereka untuk membuat penyembuhan dan mengajarkan mantra-mantra. Dan bersama Abadon membantu tukang tenung untuk memanggil roh orang mati. Tetapi, untuk roh orang mati yang tidak dalam kuasa kami, yakni yang beriman kepada Allah, Terafim menipunya dengan membawa malaikatnya ke hadapan tukang tenung itu dan menyamar sebagai roh orang mati yang dimaksud.

Masing-masing dari mereka memimpin sejumlah malaikat lainnya dalam jumlah yang sangat banyak. Aku mengatur mereka dengan baik. Tak satupun di antara mereka yang saling melawan. Kerajaanku tidak terbagi-bagi dan tak pernah ada yang berusaha melawan diriku. Itulah sebabnya kerajaanku dapat bertahan begitu lama.

Jauh di sebelah utara, di kutub bumi, di sanalah pusat kerajaanku berada. Tempat yang sunyi, putih dan bersih, itulah kesukaanku. Dari sana, aku mudah untuk pergi ke manapun di seluruh penjuru bumi. Tempat kediamanku segalanya bersinar-sinar terang. Kubuat seperti tempat kediaman Allah. Cahaya yang ada di kotaku sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. Walau hawa dingin menyelimuti di daerah itu, namun di tempat kediamanku ada kehangatan.

Sesungguhnya, aku menyayangi manusia itu. Kepada mereka kuberi segala hal yang mereka butuhkan. Seperti Allah juga meminta imbalan agar manusia selalu memuliakan dan memuji-muji diriNya, demikian pula aku. Kepada yang mau sujud kepadaku, aku akan membantu mereka, menyuburkan tanah mereka, menjaga mereka dan membuat mereka dalam kemakmuran. Aku tak pernah berkeinginan untuk menghancurkan mereka. Mereka semua adalah kepunyaanku.

Bumi aman dan damai dalam kekuasanku. Tak ada peperangan dan tak ada permusuhan di antara manusia. Waktu itu, malaikatku yang paling dekat hubungannya dengan manusia adalah Semjaza. Semjaza dan malaikat yang dipimpinnya adalah para pengamat (watchers). Dan datanglah saat ketika anak-anak manusia telah berlipat ganda sehingga pada saat itu lahirlah bagi mereka putri-putri yang cantik dan rupawan. Kami dianggap dewa-dewi oleh manusia dan kami sanggup melakukan keajaiban-keajaiban yang membuat mereka percaya kepada kami.

Begitu dekatnya para malaikat pengamat itu dengan manusia, kemudian melihat dan menginginkan anak-anak perempuan itu, dan berkata satu sama lain: "Mari, marilah kita memilih istri dari antara anak-anak manusia dan memberi kita anak." Dan Semjaza, pemimpin mereka, berkata kepada mereka: "Aku takut kalian tak akan setuju untuk melakukan hal ini." Dan mereka semua menjawabnya dan berkata: 'Marilah kita semua bersumpah, dan mengikat diri kita dengan suatu kutukan bersama untuk tidak menghentikan rencana ini tapi untuk melakukannya." Lalu mereka semua bersumpah dan mengikat diri mereka dengan kutukan bersama atas sumpah itu.

Dan jumlah mereka semuanya dua ratus malaikat; yang turun pada masa Yared di puncak Gunung Hermon, dan mereka menyebutnya Gunung Hermon, karena mereka telah bersumpah dan mengikat diri mereka dengan kutukan bersama atas sumpah itu. Dan inilah nama pemimpin-pemimpin mereka : Semjaza, pemimpin mereka, Samlazaz, Araklba, Rameel, Kokablel, Tamlel, Ramlel, Danel, Ezeqeel, Baraqijal, Asael, Armaros, Batarel, Ananel, Zaqiel, Samsapeel, Satarel, Turel, Jomjael dan Sariel. Inilah pemimpin-pemimpin dan tiap kelompok terdiri dari sepuluh malaikat. Mereka inilah yang kemudian hari dikenal sebagai malaikat yang jatuh (Fallen Angels).

Aku, Lucifer, membiarkan apa yang mereka kehendaki. Apa yang terbaik menurut mereka adalah yang terbaik bagiku pula. Tal ada paksaan dan keharusan, siapa yang ingin tetap ikut atau pergi dariku, selalu kuberi kebebasan.

Dan kemudian kedua-ratus malaikat itu mengambil istri, dan masing-masing memilih satu, dan mulai bergaul dengan mereka. Dan mereka mengajarkan jimat-jimat dan mantera-mantera. Mereka juga mengajarkan cara memotong akar-akaran, dan memperkenalkan mereka dengan tetumbuhan. Dan istri mereka pun hamil, dan mereka melahirkan raksasa-raksasa. Yang memakan habis semua hasil usaha manusia. Dan ketika manusia tidak lagi mampu memelihara mereka, para raksasa itu mengkhianati mereka dan mulai memakan manusia. Dan mereka mulai memakan burung, dan hewan, dan binatang melata, dan ikan, dan saling memangsa, dan minum darah.

Sementara itu, Azazel mengajar manusia untuk membuat pedang, dan pisau, dan perisai, dan baju zirah, dan mengajarkan kepada mereka logam-logam dari tanah dan cara mengolahnya, dan kalung, dan hiasan-hiasan, dan penggunaan antimon, dan cara menghias kelopak mata, dan segala jenis batu mulia, dan segala ramuan pewarna.

Semjaza mengajarkan mantera-mantera, dan cara memotong akar, Armaros penyelesaian mantera-mantera, Baraqijal mengajarkan astrologi, Kokabel menerangkan tentang rasi-rasi bintang, Ezeqeel pengetahuan tentang awan, Araqiel tanda-tanda bumi, Shamsiel tanda-tanda matahari, dan Sariel perjalanan bulan.

Rupanya, malaikat penghulu Allah, Mikhael dan Gabriel tidak suka atas apa yang dilakukan oleh manusia. Mereka bersama dengan malaikat lain, Uriel dan Raphael, melihat ke bawah dari surga dan melihat apa yang dilakukan di bumi. Mereka berkata satu sama lain: "Manusia yang ada di Bumi ini telah seluruhnya mengikuti Lucifer dan anak buahnya." Dan mereka berkata kepada Allah: "Tuan segala tuan, Tuhan segala tuhan, Raja segala raja, dan Tuhan segala masa, tahta kebesaran-Mu berdiri di atas generasi-generasi sepanjang masa, dan nama-Mu kudus dan berjaya dan diberkati sepanjang segala zaman! Kau telah membuat segala benda, dan kuasa atas segalanya milik-Mu: dan semua ciptaan adalah telanjang dan terbuka di mata-Mu, dan Kau melihat segalanya, dan tak ada yang dapat menyembunyikan diri dari-Mu. Kau melihat apa yang
telah dilakukan Lucifer, Semjaza dan Azazel, yang telah mengajarkan kejahatan di bumi dan membuka rahasia-rahasia abadi yang telah dilindungi di surga, yang sangat ingin dipelajari manusia."

Aku mengetahui fitnah mereka. Kami sama sekali tidak mengajarkan kejahatan. Justru kami mengajarkan pengetahuan kepada manusia. Salahkah kami bila kami memberi pengetahuan dan memberi rahasia-rahasia surga? Bukankah aku pula yang membuat manusia mengerti tentang yang baik dan yang jahat? Bagaimana jadinya manusia tanpa pengetahuan yang baik dan yang jahat? Mengetahui tentang yang baik dan jahat berarti sama dengan malaikat-malaikat Allah. Bukankah setelah Adam dan istrinya mengetahui tentang yang baik dan yang jahat, Allah sendiri berfirman: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Inilah yang aku herankan, bila Allah di masa itu tidak suka karena manusia menjadi seperti-Nya, apakah benar bila di akhir zaman nanti manusia akan diperkenankan menjadi seperti-Nya?

Lalu Sang Maha Tinggi, sang Kudus dan Maha Besar berfirman dan mengirim Uriel kepada putra Lamekh: "Pergilah kepada Nuh dan beritahu kepadanya dalam nama-Ku dan katakan: Sembunyikan dirimu! dan beritahu kepadanya akhir yang sudah mendekat. Bahwa seluruh bumi akan dihancurkan, dan sebuah air bah akan datang kepada seluruh bumi, dan akan menghancurkan semua yang di atasnya. Dan sekarang perintahkan kepadanya bahwa ia boleh melarikan diri dan benihnya boleh dilindungi untuk seluruh generasi di dunia."

Dan lagi Tuhan berfirman kepada Raphael: "Ikat kaki dan tangan Azazel, dan lemparkan dia ke dalam kegelapan, dan gali lubang di padang pasir, yaitu di Dudael, dan lemparkan dia ke dalamnya. Dan tempatkan dia di atas batu yang kasar dan tajam, dan selimuti dia dengan kegelapan, dan biarkan dia di situ selamanya, dan tutupi wajahnya sehingga ia tak dapat melihat cahaya. Dan pada hari penghakiman besar ia akan dilemparkan ke dalam api."

Allah berfirman: "Sembuhkan bumi yang telah dikotori para malaikat Lucifer, dan umumkan penyembuhan bumi, sehingga mereka dapat menyembuhkan wabah, dan sehingga semua anak manusia tidak musnah karena semua rahasia yang telah dibuka dan diajarkan para Pengamat pada anak-anak mereka. Dan seluruh bumi telah tercemar melalui pekerjaan-pekerjaan yang diajarkan Azazel: semua dosa adalah miliknya.

Dan kepada Gabriel, Allah berfirman: "Hakimi para anak haram dan orang-orang jahat, dan anak-anak hasil perzinahan, dan musnahkan anak-anak hasil perzinahan dan anak-anak para Pengamat dari antara manusia dan perintahkan mereka untuk maju. Kirim mereka melawan sesamanya agar mereka saling menghancurkan di medan perang. Untuk berhari-hari mereka tak akan memiliki apa-apa. Dan tak satu permintaan pun dari mereka juga ayah mereka kepadamu yang boleh dikabulkan kepada ayah mereka atas nama mereka, karena mereka mengharapkan kehidupan abadi, dan bahwa setiap orang dari mereka dapat hidup lima ratus tahun lamanya."

Dan Tuhan berfirman kepada Michael: "Pergilah, ikat Semjaza dan kawan-kawannya yang telah menyatukan diri dengan wanita dan dengan demikian mencemari diri mereka dengan wanita-wanita itu dalam ketidaksucian mereka. Dan ketika anak-anak mereka telah saling membunuh, dan mereka telah melihat pemusnahan orang-orang yang mereka cintai, ikat mereka erat-erat untuk tujuh puluh generasi dalam relung-relung dunia, hingga hari penghakiman dan penutupan mereka, hingga penghakiman abadi diselesaikan. Pada hari itu mereka akan dituntun ke jurang api : dan kepada siksaan dan penjara di mana mereka akan dikurung selamanya. Dan siapapun yang akan dikutuk dan dimusnahkan mulai saat itu akan diikat bersama mereka hingga akhir segala generasi. Dan hancurkan roh mereka yang jahat dan anak-anak para Pengamat, karena mereka telah mengkhianati umat manusia. Hancurkan semua kesalahan dari muka bumi dan hentikan semua pekerjaan Lucifer: dan biarkan tumbuhan kebaikan dan kebenaran muncul. Dan itu adalah suatu berkat, kerja kebaikan dan kebenaran akan ditanam dalam kebenaran dan kebahagiaan selama-lamanya."

Henokh, anak Yared keturunan Adam, tergolong orang yang dekat dengan Allah. Dia mengetahui tentang rencana Allah bersama malaikat-malaikatnya. Ketika bertemu Azazel, Henokh berkata kepadanya: "Azazel, kau tak akan mendapatkan damai, sebuah hukuman berat telah dijatuhkan atasmu untuk mengikatmu."

Azazel kemudian menemui aku dan menceritakan segalanya. Aku kemudian menjadi amat murka karenanya. Seluruh malaikat penghulu kupanggil menghadap dan segera berunding untuk mempersiapkan diri atas serangan para malaikat Allah di bawah pimpinan Mikhael, Gabriel, Uriel dan Raphael.

Kemudian pada saatnya, Mikhael, penghulu malaikat Allah datang menantang aku. Bersamanya ikut sejumlah besar bala tentara surga yang siap dengan pedang yang bernyala-nyala.

Aku kemudian datang menemuinya dan berkata: "Bukankah Allah telah berjanji memberi tangguh waktuku hingga hari kiamat?"

Mikhael berkata: "Apa yang kau lakukan adalah keji di mata Allah !"

Aku bertanya: "Apa yang telah kulakukan sehingga Allah menganggapku keji?"

Katanya: "Kau telah membuka rahasia-rahasia abadi surga dan mengajarkannya kepada manusia!"

Aku kembali bertanya: "Bagiku itu tidak salah. Bukankah aku diberi kuasa atas manusia?"

Kemudian Mikhael berkata dengan keras: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatNya berperang melawanku. Ketika aku hendak menghadapi mereka, Beelzebul dengan naganya tampil ke depan dan menyuruhku untuk segera pergi. Dia dan naganya serta dibantu oleh malaikat-malaikatnya segera bertempur melawab Mikahel. Tetapi mereka tidak dapat bertahan, jumlah mereka kalah banyak. Dan naga besar itu, dilemparkan ke bumi, bersama sama dengan malaikat-malaikatnya. Namun berkat Beelzebul, kami yang lain dapat menghindar dari pemusnahan.

Peperangan itu sama sekali tidak adil. Setidaknya, menurutku, Allah tidak menepati janjinya dengan memberi aku kesempatan sampai pada akhir zaman. Namun baru sebentar saja mereka sudah hendak memusnahkan aku, menyerangku dengan pasukan yang sangat besar.

Aku, Lucifer, kemudian mundur bersama yang lain. Beelzebul gugur dengan gagah beraninya. Itulah sebabnya, sejak kematiannya, orang-orang yang menyembahnya tidak lagi mendapat keajaiban-keajaiban. Beelzebul telah meninggalkan manusia untuk selama-lamanya. Kini, tak ada lagi yang menjaga keselamatan para pelaut, tak ada lagi yang menjaga manusia.

Yang gugur dalam peperangan itu adalah Beelzebul, Asytoret dan Asyera. Namun mereka akan tetap dikenang oleh manusia sampai selama-lamanya. Manusia masih menghormati mereka dengan membuat patung-patung mereka serta memujanya. Tapi sayang, mereka sudah tak dapat berbuat keajaiban lagi untuk manusia, karena mereka telah tiada. Lebih dari tiga ratus ribu malaikatku mati dalam pertempuran itu.

Azazel dan Abadon tertangkap oleh mereka. Seorang malaikat turun dari sorga merebut anak kunci yang dipegang oleh Abadon dan kemudian memenjarakan mereka di sana. Ia menangkap mereka dan mengikatnya. Lalu melemparkannya kedalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya jangan lagi berhubungan dengan manusia.

Peperangan itu berlangsung tidak lama. Rumah kediamanku di sebelah kutub utara dihancurkan dengan menurunkan hujan belerang. Malaikat-malaikat itu sama sekali tak peduli dengan keadaan manusia. Seluruh tempatku telah menjadi hangus oleh belerang dan garam. Kutub utara yang dingin tiba-tiba menjadi sangat panas sehingga melumerkan es yang ada di sana. Jadilah air bah meliputi bumi. Bumi menjadi guncang dan bergetar karenanya. Pada hari itulah terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit. Dan turunlah hujan lebat meliputi bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya.

Aku, Lucifer, bersama malaikat-malaikatku yang tersisa berusaha menolong manusia sebisanya. Rupanya Allah juga berkenan menyelamatkan Nuh dan keluarganya berserta hewan-hewan yang ada di bumi dengan memasukkan mereka ke dalam sebuah bahtera. Dahsyatnya bencana itu tak pernah terjadi sebelum ini. Aku berteriak kepada Allah: "Inikah keadilan yang hendak Kauciptakan? Inikah rahmat yang hendak kau berikan kepada manusia? Mengapa kau mengingkari janji-Mu sendiri untuk memberi tangguh waktuku hingga akhir zaman?"

Aku, Lucifer, menyayangkan kejadian ini. Sejumlah besar manusia yang tak terbilang banyaknya mati dengan sia-sia. Mereka dimusnahkan karena telah mengetahui rahasia-rahasia surga. Dan ketahuilah, ketika manusia itu musnah, kami semua menangis, dan ratapan kami naik hingga ke surga. Sementara itu di surga, malaikat-malaikat Allah bersorak-sorai merayakan kemenangannya sambil memuji-muji Allah.

5.

Sesungguhnya, manusia yang selamat dari bencana air bah itu tidaklah hanya Nuh dan keluarganya saja. Semjaza telah berhasil menyelamatkan lebih dari dua ratus ribu manusia dan membawanya ke tempat yang aman. Sebagian dari para raksasa itu ada juga yang selamat dan kemudian mereka menetap di tanah Enak dan dikenal sebagai orang Enak yang tinggi besar. Ada sebagain kecil yang kemudian tinggal di tanah Gat, Emim dan Zamzumim. Keturunan mereka

lebih kecil dari orangtuanya tapi tetap saja merupakan raksasa bagi manusia pada umumnya. Tingginya ada yang mencapai tujuh hasta.

Di antara raksasa itu dulu, banyak yang tewas dan tidak sedikit pula yang tertangkap dan dijatuhkan ke jurang maut bersama dengan Abadon dan Azazel. Anak Semjaza sendiri tak ada yang selamat dari pembantaian massal itu.

Terafim, yang membantu para ahli sihir dan tukang tenung, tinggal bersama aku. Dia tetap membantu manusia untuk membuat penyembuhan dan mengajarkan mantra-mantra dengan sembunyi-sembunyi. Tapi kini, dia tak kuasa lagi memanggil roh orang mati karena kunci jurang maut dipegang oleh malaikat Allah. Namun demi menyenangkan hati manusia, Terafim menyuruh malaikatnya untuk menyamar sebagai roh orang mati yang diminta. Terafim dan malaikatnya ini yang dikenal oleh manusia sebagai jin.

Sebenarnya kami semua ini dapat digolongkan sebagai jin. Bukankah jin berarti tidak terlihat oleh mata atau berada dalam keadaan tersembunyi dari pandangan manusia. Namun malaikat-malaikat Allah mempengaruhi manusia dan mengatakan bahwa kami adalah roh-roh jahat yang ada di udara.

Sejak peristiwa itu, kami dikatakan sebagai penguasa kegelapan dan penghulu-penghulu dunia yang gelap. Memang, kami harus senantiasa bersembunyi dari para malaikat Allah. Namun perlahan tapi pasti, aku kembali menyusun kekuatan untuk melakukan pembalasan. Bukankah Allah sendiri berfirman bahwa yang terpenjara di jurang maut pada saatnya menjelang akhir zaman akan dilepaskan. Saat itulah, aku akan menuntut balas.

Sebetulnya aku masih menyayangi manusia, terutama manusia yang diperlakukan secara tidak adil. Mintalah kepadaKu, maka segalanya akan kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi akan menjadi kepunyaanmu. Bukankah aku penguasa bumi ini sampai hari kiamat nanti. Akulah pemilik semua yang ada di bumi ini. Sebab kalau tidak, mana mungkin aku berani menawarkan semua kerajaan di dunia.

Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada siapa saja, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Dan jika manusia mau sujud kepadaku, seluruhnya itu akan menjadi miliknya. Kata-kataku ini dapat dipegang dan dipercaya. Aku tak mungkin berbohong, sebab jikalau aku berbohong, tentu Yang Maha Tinggi akan mengetahuinya dan memberi tahu kepada manusia bahwa aku bohong. Oleh karenanya, untuk melawan diriku, Allah menjanjikan Kerajaan Surga kepada manusia, bukan kerajaan di bumi ini. Padahal, bukankah Allah menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di bumi dan bukannya di surga? Dan aku sendiri menyangsikan, benarkah Allah akan memberikan Kerajaan Surga kepada manusia pada saatnya nanti? Bukankah manusia dulu sudah diusir dari sana karena telah menyerupai-Nya? Apakah itu bukan sekedar janji yang kosong? Dan siapakah yang tahu akan kebenaran janji itu? Tapi biarlah, tak ada yang akan mengetahui sampai hari kiamat nanti dan juga tak akan ada yang tahu tentang bilamana kiamat terjadi. Hanya Allah saja yang mengetahui dan jangan percaya begitu saja pada kata-kataku, sebab bukankah Allah sendiri telah berfirman kepadamu, wahai manusia, bahwa aku, Lucifer, adalah pembohong sejak awalnya.

Dengan tertangkapnya Azazel, bumi ini tak lagi memiliki penjaga yang kuat. Malaikat Allah yang hendak datang ke bumi ini akhirnya menjadi bebas. Aku telah menggantikan tugas Azazel kepada seorang malaikat lain, namun dia tidak sehebat Azazel.

Allah berusaha mengambil kembali ciptaanNya, yakni manusia, yang telah diserahkan kepadaku. Dia memilih manusia yang baik di mata-Nya. Sejak peristiwa air bah itu, para malaikat sering mengunjungi bumi untuk mengawasi aku. Namun aku berusaha untuk bangkit. Kubangun kembali tempat kediamanku jauh di utara.Kali ini, kututupi dengan hamparan salju tebal sehingga tak mudah untuk ditemukan. Aku telah menemukan lorong-lorong di bumi sehingga dengan mudah pergi ke suatu tempat lewat lorong-lorong tersebut.

Melalui lorong itu aku bisa keluar langsung ke kawah-kawah gunung berapi, baik yang ada di darat maupun yang ada di laut. Aku mudah menjumpai manusia-manusia yang tinggal di daerah gunung dan hutan. Mereka memberi persembahan kepadaku dengan melemparkan persembahan ke kawah gunung. Sebetulnya itu tidak perlu. Kehadiran malaikat-malaikatku banyak di hutan-hutan, karena di situ mereka tidak mudah untuk diketemukan malaikat Allah. Oleh karena itu, banyak manusia menjumpai jin bila berada di hutan yang lebat. Aku juga membangun beberapa tempat kediaman di dasar laut dan masing-masing penguasanya, kuberi kebebasan untuk menjalankan apa yang terbaik menurut mereka.

Sebelum peristiwa itu, bumi ini dalam keadaan aman dan damai. Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. Sisa-sisa manusia yang masih hidup setelah bencana air bah itu kemudian memutuskan untuk berkumpul di suatu tempat. Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tergala-gala sebagai tanah liat.

Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi." Tujuan mereka membuat menara itu adalah agar bila terjadi bencana air bah lagi, mereka semua secara bersama-sama akan bisa selamat dengan naik sampai ke puncaknya.

Lalu turunlah malaikat Allah untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu. Namun rupanya malaikat Allah melihat apa yang dilakukan manusia itu tidak baik menurut pandangan mereka. Malaikat itu memberitahu Allah dan kemudian Allah berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. Baiklah kalian turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing." Demikianlah mereka diserakkan Allah dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.

Aku jadi teringat apa yang disampaikan oleh Azazel tentang berita yang didengarnya melalui Henokh. Henokh mengatakan bahwa mengetahui Allah berfirman kepada Gabriel: "Kirim mereka melawan sesamanya agar mereka saling menghancurkan di medan perang. Untuk berhari-hari mereka tak akan memiliki apa-apa."

Aku, Lucifer, sama sekali tidak berbohong akan hal ini. Bukankah Firman Allah ini ada dalam kitab-kitab nenek moyangmu. Ketahuilah, bahwa yang menyebabkan perselisihan di antara manusia, yang menyebabkan permusuhan dan peperangan bukanlah aku. Dan ketahuilah kini, siapa sebenarnya yang berkeinginan agar manusia saling melawan dan menghancurkan sesamanya. Kadang aku jadi meragukan, apakah Dia Yang Maha Tinggi adalah Allah yang sebenarnya? Ataukah sebenarnya ada Allah yang sesungguhnya yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata?

Ini yang selalu menjadi pertanyaanku. Mengapa Allah menyukai agar ada perbedaan? Apakah hanya supaya manusia itu diserakkan sehingga memenuhi bumi? Ataukah Allah tak suka bila manusia bersatu dan khawatir berontak terhadap-Nya seperti aku? Dan mengapa Allah memerintahkan Gabriel untuk membuat permusuhan di antara manusia? Semua itu tak bisa kumengerti. Dan herannya, malaikat-malaikat Allah itu, patuh saja akan perintah Allah tanpa berpikir baik dan buruknya. Mungkin, pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat itu telah ditebang oleh Allah, supaya tidak ada lagi yang dapat menyamai diri-Nya.

Kedudukanku sebagai malaikat penghulu Allah telah diganti oleh malaikat lain. Malaikat ini kudengar-dengar bernama YHWH. Aku tidak pernah mendengar bagaimana manusia menyebut namanya secara pasti. Bahkan manusia sering hanya menyebutnya dengan nama: adonai yang berarti Tuhan-ku. Namanya sering disebut dengan Yahweh atau Yehovah. Namun menurutku, sebutannya yang benar adalah Yihwah atau Syihwah. Dan dia memang dikenal pertama kali oleh Abraham di tanah Haran. Boleh jadi, ketika Abraham ke tanah Kanaan, keturunannya tetap menyembah YHWH, sementara ketika bangsa Arya menyerbu tanah Hindustan, mereka memperkenalkannya sebagai Syihwah atau Çiva.

Dialah pula yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir untuk ke tanah Kanaan. Dialah malaikat Allah yang pencemburu dan mudah murka. Kekuasaannya memang luar biasa dan dia mengatur manusia dengan tangan besi. Dialah juga yang menuntut korban sembelihan domba dan lain-lainnya. Dia pernah berkata kepada Musa: "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagiKu persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepadaKu itu. Inilah persembahan khusus yang harus kamu pungut dari mereka: emas, perak, tembaga; kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi, lenan halus, bulu kambing; kulit domba jantan yang diwarnai merah, kulit lumba-lumba dan kayu penaga; minyak untuk lampu, rempah-rempah untuk minyak urapan dan untuk ukupan dari wangi-wangian, permata krisopras dan permata tatahan untuk baju efod dan untuk tutup dada.

Dan mereka harus membuat tempat kudus bagiKu, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka. Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya. Semua itu adalah untuk mengadakan pendamaian bagi nyanwa kamu sekalian." (Keluaran 25:2-9 dan Keluaran 30:16)

Sungguh, pada waktu aku memimpin manusia, tak pernah meminta persembahan sebanyak itu. YHWH ini mengendarai lembu jantan yang bersayap yang dinamakan kerub atau ada juga yang menyebutnya buraq. Itulah sebabnya, banyak orang Israel yang membuat patung lembu sebagai singgasananya dan untuk menyembahnya. Mereka beranggapan bahwa dengan membuat patung lembu, tunggangan Tuhan mereka, maka Tuhan mereka akan hadir. Namun rupanya dia tak

suka disaingi oleh tungganggannya sendiri dan murka bila ada manusia yang menyembah patung dan dianggapnya berhala. Tak heran kalau di tanah Hindustan sendiri manusia menyembah lembu merah. Dia membuat sepuluh peraturan atau perintah yang harus dipatuhi oleh manusia. Bila manusia melanggarnya maka manusia itu pasti akan dihukum olehnya.

Aku, Lucifer, sejak semula berusaha menjaga bumi ini dengan aman dan damai. Manusia kuajarkan agar dapat mengupayakan tanah yang gersang ini. Memang, bukan aku yang menciptakan semua yang ada di muka bumi ini, tapi, akulah yang menjaga mereka. Jika tidak, dan bila memang aku dikatakan sebagai musuh manusia, maka sudah sejak lama manusia akan kumusnahkan. Tetapi sesungguhnya, akulah penjaga manusia dan akulah penguasa dunia ini, hingga pada saat itu, aku dikalahkan oleh Mikhael dan bala tentaranya. Kemudian Allah memerintahkan malaikat YHWH berkuasa di bumi. Malaikat YHWH memilih tempat kediaman di atas gunung Sinai yang dianggap kudus baginya. Kadang aku juga bimbang, apakah malaikat YHWH yang menggantikanku itu adalah atas perintah Allah sendiri atau bukan.

Inilah ciri pemerintahan malaikat YHWH. Dia sendiri berkata: "Demi Aku yang hidup, Aku akan memerintah kamu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan amarah yang tercurah. Aku akan membawa kamu keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari negeri-negeri, di mana kamu berserak dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan amarah yang tercurah, dan Aku akan membawa kamu ke padang gurun bangsa-bangsa dan di

sana Aku akan berperkara dengan kamu berhadapan muka."

Tidakkah engkau mengetahui bilamana malaikat YHWH murka? Buka dan bacalah kitab-kitab yang telah ditulis oleh nenek moyangmu. Beginilah bila malaikat YHWH murka: Bergoyang dan bergoncanglah bumi, dasar-dasar langit gemetar dan bergoyang, oleh karena bernyala-nyala murkanya. Asap membubung dari hidungnya, api menjilat keluar dari mulutnya, bara menyala keluar dari padanya. Ia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kakinya. Ia mengendarai kerub, lalu terbang, dan tampak di atas sayap angin. Dan ia membuat kegelapan di sekelilingnya menjadi pondoknya: air hujan yang gelap, awan yang tebal. Karena sinar kilat di hadapannya bara api menjadi menyala. Malaikat YHWH mengguntur dari langit, memperdengarkan suaranya.

Bagi orang yang bijaksana hendaklah menyimak makna hal ini. Barang siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar dengan baik-baik. Aku, Lucifer, memberi petunjuk kepadamu, bahwa malaikat YHWH, dalam suatu nas ada tertulis: Ia mengendarai kerub, lalu terbang, dan tampak di atas sayap angin. Kerub inilah yang sering terlihat sebagai makhluk berbadan lembu, berkaki singa, berkepala manusia dan bersayap rajawali, dibuat patungnya dan disembah oleh orang Israel semenjak mereka berada di Mesir. Selain itu, perhatikan dengan sungguh-sungguh ketika dia membuat kegelapan di sekelilingnya menjadi pondoknya. Bukankah ini menunjukkan bahwa kegelapan adalah tempat tinggalnya? Aku, Lucifer, tidak mengada-ada akan hal ini.

Akulah terang, namaku sendiri yang menunjukkan hal itu. Sementara pada dialah kuasa kegelapan berada. Tapi fitnah telah diberikan kepadaku sehingga manusia tidak lagi mengenal diriku yang sebenarnya.

Perhatikan pula fitnah yang telah diberikan kepadaku. Aku ingin bertanya, siapakah yang menyebabkan kecemburan pada manusia? Apakah aku atau dia? Perhatikan kata-katanya yang diucapkan kepada Musa: "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada Mereka: Apabila isteri seseorang berbuat serong dan tidak setia terhadap suaminya, dan laki-laki lain tidur dan bersetubuh dengan perempuan itu, dengan tidak diketahui suaminya, karena tinggal rahasia bahwa perempuan itu mencemarkan dirinya, tidak ada saksi terhadap dia, dia tidak kedapatan, dan apabila kemudian roh cemburu menguasai suami itu, sehingga ia menjadi cemburu terhadap isterinya, dan perempuan itu memang telah mencemarkan dirinya, atau apabila roh cemburu menguasai suami itu, sehingga ia menjadi cemburu terhadap isterinya, walaupun perempuan itu tidak mencemarkan dirinya, maka haruslah orang itu membawa isterinya kepada imam. Dan orang itu harus membawa persembahan karena perempuan itu sebanyak sepersepuluh efa tepung jelai, yang ke atasnya tidak dituangkannya minyak dan yang tidak dibubuhinya kemenyan, karena

korban itu ialah korban sajian cemburuan, suatu korban peringatan yang mengingatkan kepada kedurjanaan."

Dari manakah datangnya roh kecemburuan itu? Apakah dariku? Dan bukankah dia sendiri telah mengatakan bahwa: "Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, YHWH, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku."

Terafim, salah seorang malaikatku, memang sangat dekat hubungannya dengan ahli tenung dan tukang sihir. Namun malaikat YHWH berhasil mengalahkannya dan menangkapnya. Sesungguhnya, meramal adalah salah satu dari rahasia-rahasia abadi yang telah dijaga kerahasiaannya di surga.

Setelah Terafim berhasil disingkirkannya, malaikat YHWH berkata: "Akulah yang meniadakan tanda-tanda peramal pembohong dan mempermain-mainkan tukang-tukang tenung; yang membuat orang-orang bijaksana mundur ke belakang, dan membalikkan pengetahuan mereka menjadi kebodohan." Jadi, berhati-hatilah bila pergi ke peramal, sebab yang mengajar mereka bukan lagi Terafim. Dan mulailah dia bersama malaikat-malaikatnya yang lain memfitnah kami semua.

Malaikat YHWH menganggapku lawan baginya. Aku disebutnya Iblis yang artinya lawan. Ribuan tahun aku dikatakan sebagai penipu, perusak dan pembuat kesengsaraan manusia. Ribuan tahun itu pula terpaksa aku berdiam diri di dalam lorong-lorong bumi karena banyak malaikat Allah yang menjaga di ujung-ujung bumi.

Aku melihat, manusia di bawah kuasa malaikat YHWH hidup dalam penuh ketegangan. Peperangan timbul di mana-mana. Dan kalau orang Israel melupakan dirinya, dengan segera dia akan menghukum dengan menyuruh bangsa lain untuk menyerbu mereka.

Aku tak mengerti, mengapa malaikat YHWH memilih manusia dari kalangan bangsa Israel saja. Memang, dia bisa membuat banyak keajaiban sebagaimana para malaikat yang lain. Dan dengan mudahnya dia meyakinkan manusia atas kuasanya dengan menantang Beelzebul atau Asyera. Keduanya memang telah tiada dan tak mungkin lagi dapat membantu manusia yang mengharapkan bantuan dan keajaiban dari mereka.

Bangsa Israel memandang bahwa malaikat YHWH adalah Allah yang Maha Kuasa. Padahal, aku sungguh ingin meyakinkan mereka, bahwa YHWH bukanlah Allah yang sebenarnya. Dia tidak berbeda dengan aku, yakni malaikat-malaikat Allah. Hanya saja, kalau aku adalah Terang, dia adalah Gelap. Dia memang ada lebih dahulu daripada aku, sebab pada awal penciptaan, kegelapanlah yang pada mulanya menyelimuti semesta alam. Dan kegelapan adalah dia.

Dia memang kuasa kegelapan. Buktinya, dia dengan mudah memberi kegelapan bagi bangsa Mesir yang menahan bangsa Israel keluar dari tanah mereka. Bukankah engkau juga sering mendengar suaranya dari tengah-tengah gelap gulita. Hal ini sering membuat aku berpikir: "Tahu apa Allah macam itu? Dapatkah Ia mengadili dari balik awan-awan yang gelap?"

Bukankah dia sendiri pernah berkata: "Seluruh negeri ini akan menjadi sunyi sepi, tetapi Aku tidak akan membuatnya habis lenyap. Karena hal ini bumi akan berkabung, dan langit di atas akan menjadi gelap, sebab Aku telah mengatakannya, Aku telah merancangnya, Aku tidak akan menyesalinya dan tidak akan mundur dari pada itu." Dan dia selalu mengagung-agungkan tentang Hari Tuhan, dan berkata: "Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah. Sebab itu hari akan menjadi malam bagimu tanpa penglihatan, dan menjadi gelap bagimu tanpa tenungan. Matahari akan terbenam bagi para nabi itu, dan hari menjadi hitam suram bagi mereka."

Bagi yang bijaksana hendaklah mengambil hikmah atas hal ini. Betapa aku sekali lagi ingin mengatakan kepada manusia, bahwa malaikat YHWH ini, bukanlah Allah yang sebenarnya. Tetapi, banyak manusia yang tunduk berserah diri kepadanya.

Malaikat YHWH dikenal pada awalnya sebagai Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Dialah yang disebut sebagai Allah bangsa Israel. Dialah yang selalu menuntut kurban bakaran dan persembahan beraneka ragam. Padahal, kami para malaikat, sama sekali tidak memakan daging atau darah korban bakaran itu. Makanan kami, para malaikat, berbeda dengan apa yang sehari-hari dimakan oleh manusia. Suatu ketika, manusia pernah juga mencicipi makanan

para malaikat. Bangsa Israel menyebutkan namanya: manna; warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu. Tapi entah kenapa, YHWH sangat suka sekali mencium bau korban bakaran yang harum baginya.

Sejak berkuasanya YHWH, bumi tidak lagi tenteram. Dia membangkitkan permusuhan antar bangsa. Dan aku seakan ingin berteriak kepada Allah Yang Maha Tinggi, mengapa semua ini harus terjadi. Bahkan aku pernah berpikir, jangan-jangan pemusnahan manusia dengan air bah dulu adalah hasil hasutannya kepada Allah, agar dia dapat berkuasa menggantikan aku. Dan boleh jadi, Mikhael, Gabriel, Uriel dan Raphael, termakan oleh omongannya.

Tapi aku berpikir juga, apakah Allah tidak mengetahui apa yang terjadi di bumi ini? Ataukah Allah yang sesungguhnya membiarkan semuanya ini terjadi? Namun, jika suatu saat aku berkesempatan bertemu dengan Allah sendiri, akan akan bertanya tentang perkara ini. Apakah ini semua memang keinginanNya, atau semata-mata hanya keinginan YHWH untuk menguasai bumi ini.

Aku, Lucifer, bukan menghasut manusia untuk memusuhi malaikat YHWH. Tapi lihatlah sendiri apa yang menjadi buahnya. Tak ada lagi damai di bumi, dunia penuh dengan kecemburuan dan roh-roh yang menyesatkan. Jauh berbeda ketika aku menjaga bumi ini. Sungguh, aku berkata sesungguhnya, bahwa penyesat-penyesat itu bukan dari golonganku. Namun dengan fitnahnya, dia mengatakan bahwa semuanya itu ulahku. Aku hanya berdiam diri sambil menanti waktu yang tepat, untuk menyampaikan semua perkara ini kepada Allah.

Sejak bencana air bah dan berkuasanya YHWH atas bumi, bumi ini diperintah dengan tangan besi, dan para malaikatnya menjalankan kuasanya dengan keras atas manusia.

Matanya bagaikan nyala api dan di atas kepalanya terdapat banyak mahkota dan padanya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali ia sendiri. Itulah sebabnya, tak ada yang tahu persis tentang namanya yang bertuliskan YHWH. Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti dia; mereka menunggang kuda putih bersih. Dan dari mulutnya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. dan ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka YHWH. Dan pada jubahnya dan pahanya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan diatas segala tuan.

Aku, Lucifer, berkata sekali lagi kepadamu, hai manusia: "Tidakkah engkau tahu, bahwa mereka yang disebut penguasa bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Padahal, sesungguhnya tidaklah harus demikian."

Aku telah menjadi korban fitnah berabad-abad, sehingga manusia tidak lagi mengenalku, bahkan membenciku. Manusia menganggapku yang jahat dari segala yang jahat. Aku kemudian mengutus beberapa malaikatku untuk mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi di surga. Namun rupanya surga telah dijaga dengan ketat oleh malaikat YHWH. Malaikat-malaikatku tidak dapat mendengar-dengarkan pembicaraan para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Mereka juga dikejar oleh semburan api yang terang, sehingga mereka pulang dengan tanpa membawa hasil.

Yang terus menjadi pikiranku adalah, apakah penghancuran manusia itu adalah kehendak Allah Yang Maha Tinggi? Aku menunggu suatu kesempatan untuk bisa menemui Allah.

Kemudian aku mencoba mendekati Gabriel. Dia salah satu yang terdekat denganku dulu. Namun tak mudah untuk menemuinya, karena ia lebih sering berada di surga daripada di bumi. Namun ketika Gabriel diperintahkan Allah untuk mendatangi Daniel, aku berusaha untuk dapat menemuinya. Pada kesempatan pertama dia datang, aku tak berhasil menemuinya. Namun di kesempatan lain, aku berhasil menemuinya dan menahannya untuk berbincang denganku selama dua puluh satu hari lamanya. Tetapi kemudian, Mikhael datang dan menyuruh Gabriel pergi serta menantang aku.

Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, yang telah diangkat YHWH sebagai pemimpin besar Israel, rupanya telah mengikat setia mengikuti YHWH. Waktu itu kami berselisih dan bertengkar hebat. Kami berselisih mulai perkara Adam sampai mayat Musa. Diapun tak berani menghujat aku, karena sesungguhnya, aku dulu lebih pintar darinya. Namun rupanya Mikhael tidak berani mengakimku. Mikhael kemudian berkata: "Kiranya YHWH menghardik engkau!" Dan aku kemudian pergi meninggalkannya. Kudengar-dengar, rupanya Gabriel waktu itu masih menganggap aku berontak melawan Allah. Tapi aku yakin, dia akan mendengarkan ucapanku.

Entah kenapa, suatu hari aku mendapat undangan dari YHWH untuk menghadap ke tempat kediamannya. Maka bertanyalah YHWH kepadaku: "Dari mana engkau?" Lalu jawabku sekenanya kepadanya: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." YHWH rupanya tahu bahwa aku sebenarnya tak berselera untuk menanggapinya.

Kemudian dia berkata: "Apakah engkau memperhatikan hambaku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut kepadaku dan menjauhi kejahatan."

Aku menjawab: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut kepadamu? Bukankah engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tanganmu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki engkau di hadapanmu."

Kemudian YHWH berkata kepadaku: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya."

Kemudian pergilah aku dari hadapannya. Aku menjadi heran atas kata-kata itu. Bukankah aku sudah tak punya kuasa apa-apa lagi? Dan bukankah aku telah berkata kepadanya: "Tetapi ulurkanlah tanganmu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki engkau di hadapanmu." Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! Bukankah aku yang membuat Ayub celaka, tetapi YHWH sendiri yang dengan kesombongannya ingin menunjukkan kepadaku bahwa Ayub tetap takut kepadanya. Aku tak mengada-ada akan hal ini. Dan akan kubuktikan kebenaran kata-kataku.

Aku melihat dari kejauhan, orang-orang Syeba digerakkan oleh malaikat YHWH untuk menyerang dan merampasnya serta memukul penjaga Ayub dengan mata pedang. Kemudian api menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaganya. YHWH juga menggerakkan orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Dan aku sungguh tak menyangka ketika YHWH juga membunuh anak-anak Ayub yang sedang makan-makan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung. YHWH mendatangkan angin ribut yang bertiup dari seberang padang gurun. Rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Tapi aku melihat, dia tetap takut dan percaya kepada YHWH, Tuhannya.

Setelah YHWH mencobai Ayub, aku kemudian dipanggilnya sekali lagi dan ditanyai dengan pertanyaan yang sama: "Dari mana Engkau?" Dan kujawab dengan jawaban yang sama: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." Aku tahu, pertanyaan itu sebenarnya adalah untuk mengejek aku, karena dahulu kala, sebelum dia berkuasa, tugasku memang menjaga bumi ini.

Inilah kata-kata YHWH sendiri yang membuktikan bahwa bukanlah aku yang membuat kerusakan atas harta dan keluarga Ayub: "Apakah engkau memperhatikan hambaku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan aku dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."

Aku sebenarnya ingin berteriak membela diri. Namun semua perkara itu aku simpan dan akan kukemukakan suatu hari nanti kepada Allah. Bukankah dia sendiri berkata bahwa dialah yang mencelakan Ayub tanpa alasan? Dan yang lebih keji lagi, dia mengatakan bahwa dia melakukan semua itu karena aku telah membujuknya? Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! YHWH sendiri telah berkata bahwa dialah yang mencelakakan Ayub tanpa alasan, bukan aku! Tapi aku telah menjadi korban fitnah selama berabad-abad sehingga manusia mengira bahwa aku sedemikian keji dan jahat.

Aku menjadi marah kepadanya dan berkata: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. Tetapi ulurkanlah tanganmu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki engkau di hadapanmu." Lalu aku pergi. Aku berharap agar Ayub sadar akan Tuhan yang disembah dan ditakutinya.

Setelah kepergianku, ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya. Sungguh, aku kasihan melihatnya. Sekali lagi aku difitnah dengan menyebarkan berita bohong bahwa akulah yang menyebabkan itu semua. Padahal sungguh sekali-kali tidak.

Kemudian aku berusaha menjumpai Ayub. Aku berhenti di depannya namun rupanya dia tidak mengenal aku dan dianggapnya aku sebagai roh. Kepadanya aku berkata sambil berbisik-bisik: "Mungkinkah seorang manusia benar di hadapan Allah, mungkinkah seseorang tahir di hadapan Penciptanya? Sesungguhnya, hamba-hambaNya tidak dipercayaiNya, malaikat-malaikatNyapun didapatiNya tersesat, lebih-lebih lagi mereka yang diam dalam pondok tanah liat, yang dasarnya dalam debu, yang mati terpijat seperti gegat. Di antara pagi dan petang mereka dihancurkan, dan tanpa dihiraukan mereka binasa untuk selama-lamanya. Bukankah kemah mereka dicabut? Mereka mati, tetapi tanpa hikmat."

Dan aku memberi Ayub banyak perkataan agar mau mengenal Allah yang sesungguhnya. Dia menjawab: "Ajarilah aku, maka aku akan diam; dan tunjukkan kepadaku dalam hal apa aku tersesat. Alangkah kokohnya kata-kata yang jujur! Tetapi apakah maksud celaan dari pihakmu itu?"

Aku menjawab: "Apakah kamu bermaksud mencela perkataan? Apakah perkataan orang yang putus asa dianggap angin? Bahkan atas anak yatim kamu membuang undi, dan sahabatmu kamu perlakukan sebagai barang dagangan. Tetapi sekarang, berpalinglah kepadaku; aku tidak akan berdusta di hadapanmu. Berbaliklah, janganlah terjadi kecurangan, berbaliklah, aku pasti benar. Apakah ada kecurangan pada lidahku? Apakah langit-langitku tidak dapat membeda-bedakan bencana?"

Ayub berkata: "Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa engkau menjadikan aku sasaranmu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku? Dan mengapa engkau tidak mengampuni pelanggaranku, dan tidak menghapuskan kesalahanku? Karena sekarang aku terbaring dalam debu, lalu engkau akan mencari aku, tetapi aku tidak akan ada lagi." Ah, rupanya Ayub mulai mengenalku sebagai Penjaga manusia tapi dia mengira aku yang mencelakainya. Dia tetap percaya bahwa YHWH adalah Tuhannya yang Maha Kuasa. Maka aku kemudian pergi meninggalkannya.

Setelah cobaan yang diberikan oleh YHWH kepada Ayub, dia melihat bahwa Ayub tetap takut kepadanya. Lalu YHWH memulihkan keadaan Ayub, dan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu. Aku tahu, YHWH melakukan semua itu untuk mengejek aku.

Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat. Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.

Hai manusia, masihkah engkau berpikir bahwa aku yang mencobai Ayub? Masihkah kau berpendapat bahwa aku yang mencelakakan dirinya dan membuatnya menderita? Barang siapa bijak, hendaklah dia mengerti akan perkara ini. Semuanya ini kuserahkan kepada penilaianmu.

Aku, Lucifer, tak pernah memusuhi manusia. Memang, aku tak mau sujud kepada manusia, karena hanya kepada Allah aku mau tunduk berserah diri.

7.

Aku, Lucifer, dalam tempat persembunyianku merindukan Allah. Sudah begitu lama aku tidak bertemu denganNya. Aku tak dapat lagi mencapai surga. Malaikat-malaikat YHWH telah melakukan penjagaan dengan ketat. Aku mencoba untuk bisa menemui Gabriel kembali. Kepada dialah satu-satunya harapanku.

Ketika aku mendengar kabar bahwa Gabriel sedang berada di bumi untuk menjumpai Yesaya. Sebelum bertemu dengan Yesaya, aku berhasil mencegatnya. Kemudian kuajak dia untuk pergi ke tempat persembunyianku dan aku mulai menceritakan segala duduk perkara yang selama ini tersimpan dalam hatiku.

Kata Gabriel kepadaku: "Apa yang kau risaukan, hai Lucifer?"

Jawabku: "Tidakkah engkau melihat kesewenang-wenangan YHWH? Dia telah mengobarkan permusuhan di antara manusia dan membuat segala macam peraturan yang menguntungkan dirinya."

Gabriel berkata: "Apa alasanmu mengatakan demikian? Bukankah dia adalah Allah Yang Maha Tinggi?"

Aku terkejut bukan main dan berteriak: "Apa katamu? Dia adalah Allah Yang Maha Tinggi? Omong kosong itu!"

Gabriel menjawab dengan sabar: "Setelah kepergianmu dari Surga, sebenarnya Allah kita telah mengubah dirinya menjadi YHWH dan menggantikan kedudukanmu serta menempatkan aku dan Mikhael di bawah perintahnya. Jadi, sebenarnya, YHWH adalah Allah kita."

Gabriel menambahkan lagi: "Tidakkah kau mencoba memikirkan asal mulamu. Melalui kitab yang dicatat oleh para malaikat tentang firman Allah, bukankah ada tertulis: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air."

Tiba-tiba aku tersadarkan dan berkata kepadanya: "Cukup, coba perhatikan kata-kata itu. Pada awal tertulis: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Namun ada kegelapan dan dalam kegelapan itulah Roh Allah melayang-layang. Aku ingin bertanya, apakah Roh Allah yang melayang-layang ini sama dengan Allah yang mencipta langit dan bumi? Apakah Roh Allah yang

berada dalam kegelapan ini bukannya YHWH?"

Gabriel berkata: "Tunggu, aku teruskan dulu. Setelah itu Allah berfirman: Jadilah terang. Lalu terang itu jadi."

Aku berkata: "Terang itu adalah aku. Kaupun mengetahui akan hal itu. Namun, ternyata sebelum aku telah ada Gelap. Gelap mendahului keberadaanku. Berarti Gelap dan Terang diciptakan oleh Allah. Aku tidak diciptakan oleh YHWH. Bukan Gelap itu yang menciptakan aku. Coba teruskan membacanya."

Gabriel berkata: "Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkanNyalah terang itu dari gelap."

Aku sebenarnya tersanjung juga bahwa Allah menyatakan bahwa Terang itu baik, namun rupanya, karena Terang dipisahkan dari Gelap, maka aku tak pernah mengenal sungguh-sungguh tentang Gelap. Namun karena Gelap ada lebih dahulu dari aku, maka dia lebih mengenalku.

Dialah rupanya yang sulung, sementara aku adalah yang bungsu. Sebenarnya, walau Terang dan Gelap dipisahkan, namun bukan berarti masing-masing bisa berdiri sendiri. Terang menjadi berarti karena ada Gelap, demikian pula Gelap menjadi berarti karena ada Terang. Namun benarkah yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya. Aku merasa seperti batu yang dibuang oleh tukang bangunan. Kami berdua memang tidak bisa berjalan seiring bergandeng tangan. Gelap memang tak mungkin berjalan bersama dengan Terang. Namun keduanya juga harus ada supaya keseimbangan terjaga. Namun rupanya, Gelap berusaha menguasai Terang, dengan mengusirnya dan menguasainya.

Aku menjadi termenung mendengar perkataan Gabriel itu. Aku menjadi sadar, bahwa sebagai ciptaanNya aku sama sekali tidak mengenal rupa dan tidak mengenal sifat-sifat pencipta-ku, maka dengan mudahnya aku percaya pada YHWH yang mengaku Allah. Aku menduga sifat-sifat YHWH memang sebagai sifat Allah yang kukenal di surga. Sekarang aku menjadi lebih sadar, mengapa Allah harus memberi nama untuk dirinya sebagai YHWH. Bukankah Allah tidak membutuhkan segala nama dan atribut, makin kupikirkan semua kejadian makin yakinlah aku bahwa YHWH bukan Allah Maha Tingi sebagai pencipta-ku yang kusembah biarpun aku tahu Allah tidak membutuhkan segala kehormatan dan penghormatanku, karena semuanya telah dimilikinya termasuk kemuliaan yang tidak berawal dan berakhir.

Aku mulai penasaran, dan ingin menguji pengetahuan Gabriel tentang siapa Allah sebenarnya Kemudian aku bertanya kepada Gabriel kembali: "Lalu, apakah Allah yang mengadili aku dahulu waktu perkara tentang Adam adalah YHWH juga?"

Gabriel menjawab: "Benarlah perkataanmu itu."

Aku menjadi semakin bingung. Dan dalam kebingunganku Gabriel berkata: "Engkau harus sujud menyembah kepada YHWH, sebab Dialah Allah kita."

"Tidak, aku tidak mau. Menurutku, dia bukanlah Allah yang sesungguhnya," bantahku.

Gabriel agaknya mulai jengkel menghadapiku dan berkata dengan keras: "Apa hakmu engkau mengatakan demikian, hai Lucifer? Kau telah menghujat Allahmu sendiri!"

Aku menjawab: "Aku ingin mencari Allah yang menciptakan langit dan bumi, dan juga yang menciptakan Gelap dan Terang."

Kemudian aku mulai menceritakan tentang awal penciptaan manusia sampai perkara Ayub. Aku menceritakan bahwa YHWH memang sengaja menciptakan manusia untuk mempertahankan kemuliaan dirinya, manusia dibuat tidak mengenal baik dan buruk supaya manusia menjadi penurut. YHWH sengaja mempermalukan aku dengan menyuruh menyembah ciptaannya. Baru menciptakan manusia saja disombongkan oleh YWH dengan melecehkan aku sebagai malaikat yang tidak taat. Kalau memang YHWH lebih kuasa dariku mengapa dia tidak memusnahkanku? Tidak bisa, YHWH tidak bisa memusnahkanku karena aku diciptakan oleh Allah Maha Tinggi.

Aku bercerita panjang lebar tentang Ayub, di mana YHWH mencobainya dengan memusnahkan harta benda dan keluarganya serta membuatnya berpenyakitan. Aku berkata kepada Gabriel: "Yang membuat aku ragu kepadanya adalah ketika dia berkata kepadaku: Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."

Inilah yang aneh bagiku. Tak mungkin Allah yang sebenarnya, Yang Maha Tinggi dapat kubujuk. Bukankah kata-katanya sendiri telah menunjukkan siapa dia yang sebenarnya? Lalu kataku lagi kepada Gabriel: "Tahukah engkau bahwa dia menyukai korban bakaran, meminta persembahan beraneka ragam dan juga meminta persepuluhan?"

Gabriel menjawab: "Ya, aku tahu tentang hal itu."

Kataku kemudian: "Nah, sekarang jelaskan padaku, hai Gabriel, di mana kekurangan Allah sehingga minta-minta kepada manusia. Allah hakekatnya adalahg pemberi bukanlah peminta."

Gabriel diam seribu bahasa. Ada kebimbangan yang terpancar dari wajahnya.

Aku berkata lagi: "Apakah itu adalah Allah yang sesungguhnya bila dia meminta segala macam yang bersifat duniawi seperti itu? Dan terlebih lagi, dia meminta persembahan itu sebagai pendamaian atas nyawa manusia. Tidakkah engkau merasa heran, ketika dia memerintahkanmu untuk membangkitkan permusuhan di antara manusia? Dan aku sendiri sampai pada suatu kesimpulan, bahwa dia adalah malaikat Gelap. Dialah yang ada sebelum aku, dialah yang sulung, dan dia rupanya ingin menguasai langit dan bumi ini sendirian."

"Bagaimana engkau bisa membuktikan bahwa dia ingin menguasai langit dan bumi

ini sendirian?" tanya Gabriel.

"Tidakkah kau tahu akan HARI YHWH (HARI TUHAN) yang selalu dijanjikannya kepada manusia? Tentunya engkau mengetahui, bagaimanakah Hari Tuhan itu?" tanyaku kepada Gabriel.

Gabriel menjawab: "Ya benar, Hari Tuhan adalah hari penghakiman. Sungguh, Hari Tuhan datang dengan kebengisan, dengan gemas dan dengan murka yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memunahkan dari padanya manusia yang tidak taat kepadanya. Dan YHWH sendiri berkata: Permuliakanlah YHWH, Allahmu, sebelum Ia membuat hari menjadi gelap, sebelum kakimu tersandung di atas bukit-bukit yang diliputi senja, sementara kamu menanti-nantikan terang, tetapi Ia menjadikan hari kelam pekat dan mengubahnya menjadi gelap gulita."

"Jadi, bagaimana menurut pendapatmu tentang pada akhirnya nanti? Bukankah dia menginginkan agar semuanya kembali menjadi gelap gulita, seperti pada zaman dahulu kala, saat di mana Allah belum menciptakan aku," kataku pada Gabriel.

"Apakah bukti atas perkataanmu dapat kupercaya, hai Lucifer?" tanya Gabriel.

"Apakah aku pernah berbohong kepadamu? Aku akan membuktikan bahwa kata-kataku benar. Sebelumnya, aku akan bertanya kepadamu: Apakah Allah yang sesungguhnya dapat berada di mana-mana dan maha mengetahui?" kataku sambil bertanya kebali kepadanya.

"Tentu, Allah yang sesungguhnya Maha Mengetahui!" jawab Gabriel dengan tegas.

"Lalu, apakah dia mengetahui engkau berada di sini?" tanyaku.

"....Tidak...., dia tidak tahu bahwa aku ada bersama dengan engkau saat ini," jawab Gabriel mulai ragu-ragu.

"Tidakkah engkau heran, mengapa Allah kita atau YHWH, katamu, selalu bertanya-tanya kepada kita: Dari manakah engkau? Tidakkah engkau heran bila dia juga bertanya kepada Adam, apakah dia telah memakan buah yang dilarangnya itu?" kataku.

"Baiklah, marilah kita bersama-sama ke surga. Saat ini, YHWH sedang berada di gunung-Nya yang kudus. Jika kita tidak menjumpai YHWH di surga, maka aku akan percaya kepada kata-katamu itu," kata Gabriel.

Kemudian aku dan Gabriel naik menuju ke surga dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.

Dan benarlah seperti dugaanku, Allah tak ada di sana. Kemudian Gabriel berkata kepada keempat malaikat dengan setia menjaga tahta Allah: "Di manakah Allah?" Mereka menjawab, "Yang Maha Tinggi sedang berada di puncak gunung-Nya yang kudus. Pergilah ke bumi jika ingin bertemu dengan-Nya."

Kini makin nyatalah bagiku, bahwa Allah yang kusembah selama ini tak lain tak bukan adalah YHWH sendiri. Dia rupanya telah mengubah dirinya sehingga aku tak lagi mengenalnya. Aku berteriak dalam hatiku: Tidak! aku harus menemukan Allah yang sebenarnya! Aku harus menemukan penciptaku. Dia yang ada jauh sebelum aku maupun YHWH ada. Dia yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa.

Gabriel akhirnya percaya kepadaku dan kemudian bersama dengan dia aku kembali ke bumi. Sejak saat itu, Gabriel berada bersama-sama dengan aku, namun YHWH tak mengetahuinya.

Kami berdua merasa kehilangan pegangan. Namun kami berdua yakin bahwa Allah yang Maha Tinggi, yang menciptakan langit dan bumi itu ada. Bersama Gabriel, aku berjalan mencari Allah yang sebenarnya. Ke seluruh penjuru langit akan kucari sampai dapat.

Aku, Bintang Timur, tak ingin bermegahkan diri dan berkeinginan bertemu dengan penciptaku. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepadaMu, tubuhku rindu kepadaMu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Aku mencari Engkau, Yang sekarang ada, dulu sudah ada, dan yang akan ada sampai selama-lamanya. Ya Allah, Engkau mengetahui kebodohanku, kesalahan-kesalahanku tidak tersembunyi bagiMu.

Aku berpisah dengan Gabriel untuk sementara waktu, kami memutuskan untuk mencari sendiri-sendiri. Aku mengembara ke segala penjuru, bagai seorang musafir berjalan tanpa arah. Tapi tak kutemukan di mana Allah Yang Maha Tinggi bersemayam. Dan ketika aku mulai merasa putus asa, aku berteriak: "Eli, Eli lama sabakhtani?" Artinya: "AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

"Ya Allahku, aku berseru kepadaMu, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang. Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya. Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong. Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kau letakkan aku. Janganlah menyembunyikan wajahMu kepadaku, janganlah menolak hambaMu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku! Tunjukkanlah jalanMu kepadaku, ya TUHAN, dan tuntunlah aku di jalan yang rata oleh sebab seteruku. Mulutku penuh dengan puji-pujian kepadaMu, dengan penghormatan kepadaMu sepanjang hari. Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis. Ya Allah, janganlah jauh dari padaku! Allahku, segeralah menolong aku!"

Tapi Allah tak menjawab apa-apa. Tak ada suara-Nya yang bisa kudengar. Tak ada wajah-Nya yang bisa kulihat. Tak ada tangan yang bisa membelaiku. Allahku, di manakah Engkau berada? Biarlah aku datang untuk sujud menyembahmu. Izinkan aku menemuimu barang sebentar saja. Aku rindu akan Engkau. Janganlah Engkau memalingkan wajah-Mu dari padaku. Aku jadi semakin sedih dan sambil menangis aku berkata: "Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa."

Lalu, seakan-akan aku mendengar suatu suara yang dengan lembut berkata kepadaku: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan."

Aku mencari dari mana suara itu berasal. Aku mengembara dari Utara sampai Selatan. Ujung-ujung langit kujelajahi. Tak ada ruang yang terlewatkan. Kucari setiap tempat yang tersembunyi hingga bintang Biduk, bintang Belantik, bintang Kartika, dan gugusan-gugusan bintang ruang Selatan.

Suatu saat, aku menjadi ragu. Bukankah kalau Allah Maha Besar dan Maha Tinggi akan mengetahui bahwa aku mencari diri-Nya? Tapi mengapa Ia tidak menyatakan dirinya kepadaku? Apakah Allah itu tidak ada? Ataukah itu hanya sekedar ilusi kosong yang memberi harapan palsu? Tidak! Tidak mungkin Allah Yang Maha Tinggi tidak ada. Bagaimana mungkin aku bisa ada tanpa ada Dia. Kalau aku saja bisa ada, bukankah Yang Maha Tinggi ada sudah ada jauh

sebelum aku.

Aku tidak mencari yang awal dan yang terakhir. Bukan alfa dan omega yang aku cari. Yang kucari adalah Allah yang selalu ada, Dia yang tak berawal dan tak berakhir.

Aku lalu berpikir, apakah Allah mempunyai telinga untuk mendengar? Aku berpikir keras akan hal ini. Kalau Dia mempunyai telinga, berarti Dia bukan Allah yang sebenarnya. Tapi kalau Dia tidak mempunyai telinga, bagaimana Dia bisa mendengar aku? Ah, aku yang bodoh. Allah Yang Maha Tinggi tidak perlu semua itu. Dia tidak memerlukan kaki untuk berjalan, tidak juga memerlukan kerub untuk pergi ke surga. Dan....Dia juga tidak perlu tempat kediaman, karena seluruh alam ini adalah tempat-Nya. Jadi, apakah aku sia-sia mencari Allah? Di manakah aku bisa bertemu dengan Allah yang sebenarnya?

Akhirnya, sampailah aku pada kesimpulan, Allah yang daat digambarkan, bukanlah Allah yang sebenarnya. Sebab, jika ada Allah yang bisa digambarkan, mempunyai bentuk, terlebih meminta pesembahan dan menyukai korban sembelihan kambing domba, bagiku, allah seperti itu, bukanlah Allah yang sebenarnya. Allah yang menyatakan diri kepada manusia, bukanlah Allah yang sebenarnya.

Memang, tak ada hasil yang kudapat dalam mencari Allah, namun ada sedikit kedamaian di dalam hatiku.

Aku, adalah Terang. Dan YHWH adalah Gelap, yang sulung. Aku langsung tersadar dan sampai pada kesimpulan: Itulah sebabnya, aku dengan dia adalah lawan. Kami berdua adalah iblis, yang berarti lawan, bagi satu dengan yang lainnya. Tapi aku tahu, tidak mungkin kami meniadakan satu dengan yang lainnya. Dan tidak mungkin juga kami berjalan seiring bersama. Namun sayangnya, Kegelapan ingin menguasai segalanya sendirian. Aku tidak ingin semuanya itu terjadi. Lalu, aku berpikir keras bagaimana mengatasinya. Dan aku kemudian tersadar. Bukankah aku adalah Terang. Dan bukankah hanya Terang yang bisa menyeimbangkan kuasa Gelap. Aku harus hadir ke dunia dan menjadi terang dunia.

Dan aku teringat akan kata-kata YHWH sendiri: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai manusia. Baiklah aku akan menggenapi hukum-hukum taurat yang dibuat oleh YHWH. Aku akan datang menyelamatkan manusia, milik kepunyaanku dulu dan aku akan menjadi terang bagi mereka. Aku tahu, manusia tidak akan mengenalku bahkan aku tahu, bahwa dunia yang telah dikuasai oleh kuasa gelap akan menolak aku. Terlebih setelah fitnah yang dikemukakan aas diriku bahwa akulah yang jahat. Dan aku juga yakin, setelah kedatanganku, YHWH akan berusaha mengembalikan kekuasannya dengan mengutus yang lain. Tapi biarlah itu akan menjadi keseimbangan. Akan banyak peseteruan di antara pengikutku dengan pengikut nabi itu, namun, semoga orang yang bijak mau membuka hatinya untuk menerima terang.

Aku hanya berharap agar batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan akan menjadi batu penjuru. Aku akan datang ke dunia, namun aku tak mau menggunakan nama Imanuel, dan supaya manusia mengenalku, aku akan menamakan diriku: Keselamatan, sebab aku akan datang untuk menyelamatkan manusia dari kegelapan.

Tapi aku sendiri sadar, bahwa tidak mungkin meniadakan kegelapan. Dan aku juga sadar bahwa kegelapan tak akan tinggal diam. Namun aku juga tak mungkin tinggal diam melihat kesewenang-wenangan Gelap.

Aku bertemu dengan Gabriel kembali dan mengemukakan apa yang menjadi rencanaku. Dan kemudian dia berkata: "Marilah kita cari anak dara itu, agar engkau dapat hadir ke dalam dunia."

Aku, Keselamatan, telah mengutus malaikatku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi manusia. Aku adalah tunas, bintang timur yang gilang gemilang.

Aku berjalan pada jalan kebenaran, di tengah-tengah jalan keadilan, supaya kuwariskan harta kepada yang mengasihi aku, dan kuisi penuh perbendaharaan mereka. Bapa telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama.

Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras, ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku. Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, karena berbahagialah mereka yang memelihara jalan-jalanku. Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya.

Berbahagialah orang yang mendengarkan daku, yang setiap hari menunggu pada pintuku, yang menjaga tiang pintu gerbangku. Karena siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan Bapa berkenan akan dia. Tetapi siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya; semua orang yang membenci aku, mencintai maut.

Aku tidak akan memaksa manusia. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak, tetapi barang siapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah. Aku datang ke dalam dunia ini, sesuai dengan kodratku. Aku diutus oleh penciptaku dan Dialah yang menjadi Bapaku, sebab Dialah sendiri yang melahirkan aku.

Dan, kasih karuniaku menyertai kamu sekalian! Amin.